REPUBLIKA.CO.ID,TUBAN -- Sejumlah lahan padi di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mulai memasuki masa panen raya. Wakil Bupati Tuban Noor Nahar Hussein optimistis, pada musim panen kali ini, Tuban akan mengalami surplus produksi beras.
Menurutnya, pada 2017 lalu, Tuban memproduksi 620 ribu ton. Dari jumlah tersebut hanya sekitar 40 persen saja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Tuban. Sisa surplusnya dipasok ke daerah lain.
Pada 2018, Nahar memprediksi Kabupaten Tuban akan kembali surplus beras. "Februari ini ada 10 ribu hektare lahan yang siap panen. Maret ada 22 ribu hektare," ujarnya, saat seremoni panen raya di Desa Kendal Rejo, Kecamatan Soko, Tuban, Jawa Timur, Kamis (8/2).
Dalam kesempatan itu, Tim Serap Gabah yang dibentuk Kementerian Pertanian juga langsung membeli gabah produksi petani senilai Rp 41 juta. Hingga sepekan ke depan, tim tersebut akan bekerja menyerap semua gabah hasil dari lahan padi seluas 89 hektare yang tersebar di Desa Kendal Rejo, Tuban.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Sumardjo Gatot Irianto mengatakan, pada musim panen kali ini, ia berharap tidak ada lagi petani yang membawa hasil sawahnya ke rumah. Sebab, gabah mereka akan langsung diserap oleh Bulog.
Kementerian Pertanian menargetkan ada 2,2 juta ton beras, atau setara dengan 4 juta ton gabah kering, yang dapat terserap oleh Bulog hingga Juni mendatang dari seluruh Indonesia. Khusus untuk Provinsi Jawa Timur, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memperkirakan ada sekitar 10 ribu ton gabah yang dapat dipanen setiap hari.