REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Meski tak terkait dengan arus ekonomi utama, pasar modal diprediksi akan ikut terhantam bila uang digital mengalami masalah. Kepala strategi pasar modal Wells Fargo Christopher Harvey mengatakan, pasar modal akan terpengaruh bila bubble uang digital pecah karena keduanya memiliki kaitan.
Harvey melihat semua produk berisiko tinggi sedang dalam posisi jual, demikian dilansir Express.co.uk, Kamis (8/2). Dia yakin, gangguan di pasar modal akan memicu kepanikan investor dan mendorong penujualan aset digital.
''Ini seperti menyiramkan bensin ke tengah nyala api,'' kata Harvey.
Awal pekan ini, saham industri di Dow Jones turun rata-rata 1.175 poin. Bitcoin juga menyentuh titik terendahnya dalam dua bulan terakhir di harga 5.947 dolar AS.
Risiko di pasar uang digital meningkat di awal 2018 lalu dan malah memicu perhatian dari investor yang melihat hal itu sebagai peluang mendapat untuk besar. Harvey yakin, cara terbaik untuk memprediksi pergerakan dan harga uang digital ke depan adalah dengan menelaah risiko yang ada di dalamnya.
Menurutnya, risiko uang digital terus meningkat tapi permintaannya belum berhenti. Dengan makin diregulasi, risiko uang digital bisa makin dikurangi. Risiko yang Harvey maskud adalah volatilitas harga uang digital.
Wells Fargo sendiri melihat uang digital sebagai instrumen yang harus diperhatikan saksama. Kepada klien, Wells Fargo juga meminta mereka berhati-hati.
''Kami tidak bilang ini akan naik atau turun, tapi yang pasti ada risikonya,'' kata Harvey.
Harga Bitcoin belakangan ini ditransaksikan di level 8.376 dolar AS, Ethereum 818 dolar AS, dan Ripple 0,77 dolar AS.