REPUBLIKA.CO.ID, ASMAT -- Status kejadian luar biasa (KLB) campak di Asmat memang telah dicabut oleh pemerintah Kabupaten Asmat pada Selasa (6/2) lalu. Namun, bukan berarti permasalahan selesai, karena masalah gizi buruk masih menghantui kesehatan anak-anak Asmat.
Banyak hal yang masih harus dilakukan oleh berbagai pihak, terutama untuk program pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini lah yang saat ini dilakukan oleh sejumlah lembaga filantropi Islam di pedalaman Papua ini.
Republika.co.id sempat menyaksikan langsung saat lembaga filantropi Islam Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendampingi warga yang tinggal di Kampung Yausakor, Distrik Siret, Rabu (7/2). Di kampung ini, para orang tua dan anak tampak berkumpul di ruangan Sanggar Seni yang dibangun dari papan.
Ahli gizi kesehatan masyarakat yang menjadi relawan ACT, Harum Aulia Rahmawati menjelaskan tentang asupan gizi yang baik kepada ibu-ibu untuk diberikan kepada anaknya. Perempuan berkacamata ini juga menjelaskan tentang pentingnya kesehatan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh warga bersama dokter Arini dan suster Nurul Jannah.