Jumat 09 Feb 2018 11:11 WIB

Lembaga Filantropi Islam Tangani Gizi Buruk di Pelosok Asmat

Agar kasus gizi buruk di Asmat tidak terulang, pola pikir masyarakat harus diperbaiki

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Warga Asmat saat diberikan bimbingan kesehatan oleh relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Kampung Yausakor, Distrik Siret, Kabupaten Asmat, Rabu (7/2).
Foto: Republika/Muhyiddin
Warga Asmat saat diberikan bimbingan kesehatan oleh relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) di Kampung Yausakor, Distrik Siret, Kabupaten Asmat, Rabu (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  ASMAT -- Status kejadian luar biasa (KLB) campak di Asmat memang telah dicabut oleh pemerintah Kabupaten Asmat pada Selasa (6/2) lalu. Namun, bukan berarti permasalahan selesai, karena masalah gizi buruk masih menghantui kesehatan anak-anak Asmat.

Banyak hal yang masih harus dilakukan oleh berbagai pihak, terutama untuk program pendampingan dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini lah yang saat ini dilakukan oleh sejumlah lembaga filantropi Islam di pedalaman Papua ini.

Republika.co.id sempat menyaksikan langsung saat lembaga filantropi Islam Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendampingi warga yang tinggal di Kampung Yausakor, Distrik Siret, Rabu (7/2). Di kampung ini, para orang tua dan anak tampak berkumpul di ruangan Sanggar Seni yang dibangun dari papan.

Ahli gizi kesehatan masyarakat yang menjadi relawan ACT, Harum Aulia Rahmawati menjelaskan tentang asupan gizi yang baik kepada ibu-ibu untuk diberikan kepada anaknya. Perempuan berkacamata ini juga menjelaskan tentang pentingnya kesehatan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh warga bersama dokter Arini dan suster Nurul Jannah.