REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Jumat (9/2), meminta Israel melakukan negosiasi dan kompromi yang signifikan dengan Palestina. Menurut Trump, hal tersebut perlu dilakukan untuk mewujudkan perdamaian di wilayah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Israel, Trump menggambarkan keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017 merupakan sebagai titik tertinggi selama setahun menjabat sebagai presiden. Kendati demikian, ia tetap menginginkan Israel dan Palestina menjalin perundingan.
"Saya ingin menjelaskan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Mengenai batas-batas tertentu, saya akan memberikan dukungan sayakepada apa yang kedua belah pihak sepakati di antara mereka sendiri," kataTrump menerangkan.
"Saya pikir kedua belah pihak harus membuat kompromi yangsignifikan agar kesepakatan perdamaian dapat tercapai."
Akhir tahun lalu, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kotaIsrael. Hal ini segera memicu gelombang protes dari berbagai negara, terutamanegara-negara Muslim dan Arab. Keputusan Trump dinilai telah melanggar kesepakatan danresolusi internasional. Hal ini karena penyelesaian status Yerusalem harus dilakukan melalui perundingan, dengan melibatkan Israel dan Palestina didalamnya.