REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agenda pengembangan SDM Indonesia adalah keharusan. Sebagai bangsa besar, sudah seharusnya kapasitas SDM Indonesia juga mengimbangi.
Ketua umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshidddiqie, menjelaskan, sejak berdiri, salah satu prioritas ICMI adalah pengembangan SDM Indonesia melalui beasiswa. Yayasan Orbit fokus memberikan beasiswa dalam negeri dan kini ICMI menambahnya dengan program pembekalan persiapan beasiswa dan beasiswa ke luar negeri bersama beberapa mitra melalui Program Beasiawa ICMI Cerdas.
ICMI ingin anak-anak Indonesia bisa mengakses pendidikan tinggi di negara manapun, tak cuma ke Eropa barat tapi juga negara Eropa lain, Rusia yang maju teknologi metalurginya, Asia Tengah, dan Asia sendiri. "Agenda pengembangan SDM, adalah keharusan. Bila ingin setara di komunitas internasional, anak-anak Indonesia juga harus mengakses pendidikan luar negeri," ungkap Jimly dalam peluncuran Program Beasiswa ICMI Cerdas di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta pada Jumat (9/2).
Mencerdaskan kehidupan bangsa yang dimaksud dalam konstitusi Indonesia juga bukan individual, tapi kolektif. ICMI ingin anak-anak Indonesia tak cuma cerdas dan menguasai iptek, tapi juga dalam keimanannya. Bila demikian, ia optimistis, cita-cita Indonesia jadi negara besar bisa terwujud dan anak-anak Indonesia tak cuma jago kandang.
Ada banyak program beasiswa ke luar negeri yang bisa diakses, tapi tercecer. ICMI ingin membantu lebih luas agar lebih banyak anak Indonesia yang mendapatkan kesempatan beasiswa ke luar negeri sesuai fokus ICMI saat ini.
Maka, ICMI juga mengajak semua alumni penerima beasiswa untuk melanjutkan tanggung jawab pendidikannya dengan membantu meningkatkan kualitas SDM bangsanya. Siapa saja yang pernah dapat beasiswa ke luar negeri, harus memberi perhatian soal ini.
"Kuncinya adalah pemenuhan kapasitas untuk mendapatkan beasiswa. Semoga ini jadi gerakan besar, kata Jimly.
Jilmy mencontohkan", Cina yang SDM-nya sudah kemana-mana karena berorientasi ke depan. Indonesia juga harus punya visi ke depan.
Program beasiswa LPDP minimal mengirimkan 5.000 orang per tahun. Begitu pula program 5.000 doktor dari Kementerian Agama. Namun, angka 5.000 itu tak ada apa-apanya, tak sampai 10 persen jumlah anak-anak Indonesia.
''Alhamdulillah makin banyak keluarga Indonesia sudah mampu sekolahkan anaknya ke luar negeri. Tapi itupun belum ada apa-apanya dibanding jumlah anak-anak asal Asia lain,'' ucap Jimly.
Swasta juga banyak beri beasiswa ke luar negeri. ICMI ingin bersinergi dan memfasilitaasi agar program beasiswa itu bisa banyak dimanfaatkan dan bisa diakses anak-anak miskin yang cerdas. Maka secara bertahap, lepas dari perubahan politik yang terjadi, ada gerakan pengembangan SDM. Sebab hal itu merupakan bagian penting estafet kepemimpinan bangsa ini.