Sabtu 10 Feb 2018 08:36 WIB

CDC: Wabah Flu AS Telah Menewaskan 63 Anak

Tingkat infeksi flu meningkat lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya sejak 2009

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Winda Destiana Putri
Flu
Foto: abc news
Flu

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Wabah flu nasional yang melanda Amerika Serikat bisa menjadi yang terburuk dalam catatan wabah flu di AS. Hal tersebut dikatakan oleh pejabat kesehatan federal, saat merilis sebuah laporan suram bahwa setidaknya 63 anak telah meninggal karena influenza.

Pejabat tersebut mengakui bahwa mereka tidak dapat memprediksi kapan epidemi atau wabah tersebut akan berakhir. Direktur Utama Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Dr. Anne Schuchat mengatakan, 10 anak telah meninggal akibat influenza dalam seminggu terakhir.

"Saya berharap ada kabar baik minggu ini, tapi hampir semua yang kami lihat adalah berita buruk," kata Schuchat dalam sebuah konferensi pers, seperti yang dilansir di ABC News, Sabtu (10/2).

Schuchat mengatakan, flu masih menyebar luas di hampir semua negara bagian, kecuali di Oregon dan Hawaii. Menurut CDC, wabah flu H3N2 telah menginfeksi banyak orang.

Schuchat mengatakan, negara tersebut saat ini berada di minggu ke-sebelas musim flu yang terjadi sejak 2017 hingga 2018. Sementara lima musim flu yang terakhir, telah berlangsung selama 11 hingga 20 minggu. Namun, ia tidak bisa mengatakan berapa minggu lagi musim flu akan berlangsung.

"Sulit diprediksi, dan kami tidak tahu," kata Schuchat.

Kunjungan pasien ke rumah sakit dengan rawat jalan maupun yang dirawat di ruang gawat darurat, tetap tinggi dengan kasus flu. Dimana, lanjut Schuchat, tingkat rawat inap saat ini merupakan yang tertinggi sejak CDC mulai melacak flu pada 10 tahun yang lalu.

Laporan influenza mingguan CDC menunjukkan, 17.101 kasus yang dikonfirmasi dari laboratorium menunjukkan, semua pasien dirawat inap antara 1 Oktober 2017 dan 3 Februari.

CDC juga mengatakan, tingkat infeksi flu meningkat lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya sejak 2009, saat pandemi flu babi melanda negara tersebut. Kasus flu saat ini berada di jalur yang melampaui musim 2014 hingga 2015. Dimana, hal tersebut merupakan rekor terburuk saat 710.000 orang dirawat di rumah sakit di AS dan 148 anak meninggal dunia.

"Kami menyadari bahwa masalah ini bersifat pribadi terhadap begitu banyak keluarga dan terdapat banyak ketakutan," kata Schuchat.

"Flu sangat sulit diprediksi, dan kita tidak tahu apakah kita telah mencapai puncak. Kita bisa melihat lebih banyak aktivitas flu yang meningkat," tambahnya.

Dengan tidak adanya perkiraan kapan musim flu tersebut akan berakhir, CDC menyarankan kepada warga AS agar tidak terlambat untuk melakukan vaksinasi flu. CDC juga merekomendasikan masyarakat yang berusia 65 tahun atau lebih untuk mendapatkan vaksinasi pneumokokus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement