Sabtu 10 Feb 2018 15:39 WIB

Khotbah Agama Seharusnya Diisi dengan Ajakan Kebaikan

Indonesia tidak akan maju kalau khutbahnya tetap mencaci maki dan merendahkan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Esthi Maharani
Pekerja mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara TPS dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak, di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (7/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara TPS dalam pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak, di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (7/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seketaris Lembaga Dakwah PBNU Moch Bukhori Muslim mengatakan Khutbah agama harusnya diisi dengan ajakan kebaikan. Ia pun menegaskan, dulu isi khutbah warga NU tidak pernah mencaci maki dan tidak mengarahkan isu SARA, tapi mengajak damai dan kebaikan. Apalagi menjelang Pilkada.

Ia mengatakan, sudah dicatat sejarah, semua agama dan suku bangsa sepakat bersama mendirikan bangsa ini. Dengan kesepakatan itu, seluruh elemen harus membangun bersama bangsa ini.

''Tidak ada manfaatnya saling menjatuhkan, yang menang malah setan. Indonesia tidak akan maju kalau khotbahnya tetap mencaci maki dan merendahkan,'' ungkap Ustaz Bukhori, Sabtu (10/2).

 

(Baca: Materi Khotbah Jelang Pilkada Serentak Hampir Selesai)

 

LD NU gembira kalau Bawaslu mengimbau konten khotbah mengajak kebaikan. Itu hal baik. Apalagi ada kesepakatan tidak menggunakan masjid sebagai agitasi politik. Islam mengajarkan kedamaian dan saling menghormati pilihan.

Kepada para alim ulama, Ustaz Bukhori mengajak, bila pun isi khutbah berkaitan dengan politik, maka harus mengajak kepada maslahat. Seorang kiai tidak boleh condong pada siapa pun karena sedang khotbah bicara di masjid.

Kepada para calon, ia menyeru agar melakukan langkah yang baik dan jujur. Masyarakat juga jangan senang dengan politik uang sehingga calon kepala daerah jangan memberi, masyarakat juga jangan mau menerima.

''Ini kan kadang saling tunjuk, masyarakat terima karena dikasih,'' ungkap Ustaz Bukhori.

Sebelumnya, Bawaslu berencana menggandeng para pemuka agama dan ormas untuk mensosialisasikan kampanye anti SARA dan politik uang dalam Pilkada 2018. Rencana tersebut akan Bawaslu realisasikan dalam waktu dekat. Informasi anti politik SARA dan politik uang akan disampaikan dalam materi khotbah keagamaan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement