Sabtu 10 Feb 2018 18:24 WIB

Idrus Instruksikan Tambah Kampung Siaga Bencana di Bogor

Di Bogor tercatat ada 23 kecamatan yang masuk kawasan rawan bencana

Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi pencarian korban longsor di Kampung Maseng, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas gabungan melakukan evakuasi pencarian korban longsor di Kampung Maseng, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Idrus Marham menginstruksikan untuk menambah Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kabupaten Bogor karena kondisi kerawanan di daerah itu. Idrus menjelaskan Kementerian Sosial telah membentuk tiga KSB di Kabupaten Bogor yaitu di Babakan Madang, Cisarua dan Gunung Putri.

"Saya minta KSB di Kabupaten Bogor untuk segera ditambah jumlahnya," ujar Idrus ketika menyerahkan santunan bagi korban longsor di Cijeruk dan Cisarua Bogor, Sabtu (10/2).

"Jumlah ini sangat kurang jika dibandingkan dengan luasnya wilayah dan potensi bencana," ujar Idrus.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat, ada 23 kecamatan yang termasuk kawasan rawan bencana. Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia dari BNPB, Kabupaten Bogor termasuk peringkat ke-5 nasional yang rawan bencana, karena 23 kecamatan termasuk kawasan rawan bencana.

"Minimal setiap kecamatan dibentuk KSB, ini penting karena yang tahu persis kondisi geografis adalah masyarakat setempat," tambah Idrus.

Kementerian Sosial juga telah memberikan bantuan kendaraan penanggulangan bencana ke Provinsi Jawa Barat sebanyak 92 unit. Selain itu, lanjutnya, juga ada 1.418 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana). Untuk Kabupaten Bogor sudah memiliki 146 personil Tagana.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat mengatakan akan segera menindaklanjuti instruksi bapak Menteri Sosial untuk segera membentuk KSB di lokasi yang rawan bencana. Harry menuturkan, pembentukan KSB ini merupakan upaya Kementerian Sosial dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.

Menurutnya, pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada di lingkungan setempat sangat efektif mencegah kerugian lebih besar saat bencana terjadi. "Pembentukan KSB ini dimulai dari proses sosialisasi dan selanjutnya bimbingan teknis. Kekuatan KSB ada pada Taruna Siaga Bencana (Tagana)," imbuhnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement