REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekitar 50 pelajar sekolah menengah pertama (SMP) diajak untuk menyaksikan pertandingan uji coba Asian Games 2018 di lapangan panahan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Sabtu (10/2). Mereka juga diajak merasakan fasilitas yang ada di lapangan panahan.
"Indonesia, Indonesia, Indonesia," demikian teriakan para pelajar dari SMP Negeri 40 Jakarta tersebut yang diundang secara khusus ke lapangan panahan yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu. "Kehadiran siswa-siswi ini merupakan arahan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk menyukseskan pertandingan uji coba Asian Games. Kebetulan kami mendapatkan bagian di sini (panahan)," kata guru pendamping siswa SMP 40, Sukisman saat dikonfirmasi.
Meski sebatas pertandingan uji coba, prosedur untuk memasuki komplek pertandingan sesuai dengan standar. Penonton yang masuk harus menggunakan tiket berupa gelang dan harus terlebih dulu discan dengan alat yang disiapkan oleh petugas.
Selama melihat pertandingan, penonton juga mendapatkan kebebasan menggunakan fasilitas yang ada mulai dari toilet hingga air isi ulang siap minun dan ditempatkan di beberapa titik yang mudah dijangkau. "Anak-anak bilang toiletnya bersih dan mudah dijangkau karena lokasinya berada di depan. Begitu juga dengan air minum isi ulang," kata pria yang juga menjadi Wakil Kepala Sekolah SMP 40 Bidang Kesiswaan itu.
Sekolahnya, kata Sukisman, mendapatkan jatah memberikan dukungan kepada atlet panahan Indonesia sebanyak dua kali. Sesuai dengan jadwal, siswa-siswinya akan kembali ke lapangan panahan pada Selasa (13/2). Hanya saja untuk siswa yang akan dibawa berbeda dengan saat ini.
Saat ditanya apa anak asuhnya mengetahui panahan, Sukisman mengaku belum banyak yang tahu. Beruntung, saat hadir di lapangan mendapatkan penjelasan dari pihak penyelenggara terkait dengan sistem permainan panahan pada uji coba Asian Games 2018.
Pada hari pertama pertandingan uji coba, ada dua nomor yang dipertandingkan kualifikasi yaitu women's compound individual dan men's compund individual. Atlet Indonesia yang turun di antaranya Yuriek Nina Bonita, Rona Siska Sari, Sri Ranti, Indra Prasetyo, Muhammad Rindarto, dan Yoke Rizaldi Akbar.