Sabtu 10 Feb 2018 20:29 WIB

Jokowi Ingatkan Nikmatnya Persaudaraan

Indonesia telah menjadi contoh keberagaman bagi negara-negara lain.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo menerima peserta musyawarah besar pemuka agama untuk kerukunan bangsa, di Istana Kepresidenan.

 

Dalam pertemuan ini, Joko Widodo (Jokowi) menekankan persoalan persatuan umat beragama yang saat ini menjadi hal sensitif di Indonesia. Terlebih Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan berbagai suku dan agama.

Untuk itu, Jokowi meminta para pemuka agama bisa menyampaikan ke seluruh umatnya akan indahnya perdamaian dan kerukunan umat.

"Terus ingatkan nikmatnya perdamaian, persaudaraan, kerukunan, persatuan, ini harus terus kita sukuri jangan sampai lupa anugerah Tuhan," kata Jokowi, Sabtu (10/2).

Jokowi pun kembali mengingatkan pandangan dunia soal Indonesia yang sudah menjadi contoh bagi negara-negara lain. Menurutnya, dunia internasional sangat menyanjung Indonesia dengan kerukunannya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, ketika ditanya hal apa yang membuat kerukunan umat beragama di Indonesia sangat kental, dia pun menjawab bahwa persatuan ini dikarenakan Indonesia memiliki pemuka agama yang mengajarkan toleransi dan persatuan. Tokoh masyarakat dan pemuka agama juga selalu mengedepankan dialog musyawarah penuh kesabaran.

Jokowi juga menyampaikan, pesan dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, dalam kunjungannya ke Indonesia pada 2016 lalu. Ghani meminta Jokowi untuk terus menjaga kerukunan dan kemajemukan. Sebab di Afghanistan, yang hanya memiliki tujuh suku saja menyebabkan pertikaian antar suku yang hingga kini belum juga usai.

Presiden Ashraf Ghani berpesan kepada Jokowi agar ketika ada konflik bisa diselesaikan secepatnya, jangan tunggu berlama-lama apalagi kalau soal agama. Karena kalau sudah besar penyelesaiannya sulit sekali. Permasalahan ini juga yang akan terus diredam oleh Presiden Jokowi dengan mengedepankan kerukunan umat beragama.

"Afghanistan itu memiliki deposit gas minyak besar, emas terbesar di dunia tetapi tidak bisa dikelola karena peperangan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement