REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) 2018 edukasikan ihwal jilbab syari. Edukasi tersebut dilakukan pada masyarakat di kawasan jalan bebas kendaraan (CFD) Jakarta, Ahad (11/2).
"Kita edukasikan tentang jilbab syari dan menjelaskan tentang aurat," kata petugas pelaksana GEMAR 2018 Tuti Alawiyah dalam kegiatan GEMAR 2018 di kawasan hari bebas kendaraan bermotor (CFD), Jakarta, Ahad (11/2).
Ia menjelaskan, Gerakan Menutup Aurat (Gemar) sudah memasuki tahun ketiga penyelenggaraan. Ada dukungan penuh dari puluhan komunitas yang ikut menyukseskan GEMAR 2018. Salah satunya, yakni komunitas inklusi yang mengedukasi jilbab syari menggunakan bahasa isyarat.
Salah satu yang berbeda dari tahun sebelumnya, GEMAR 2018 menyediakan syari room. Ia menjelaskan, gerai tersebut dapat digunakan Muslimah yang ingin berhijrah atau sekedar mencoba hijab syari. Berdasarkan salah satu ayat di surat Al-Azhab dan An-Nur, jilbab syari yakni yang tidak menutup kepala, tidak tipis dan menerawang, dan tak membentuk lebuk tubuh.
Pun bagi akhwat, syari room bisa digunakan untuk lebih mengenal batasan aurat seorang laki-laki. Selain itu terdapat gerai tempat mencurahkan keluh kesah bersama psikolog.
Perempuan yang akrab disapa Awi itu menjelaskan, salah satu tujuan GEMAR 2018 yakni mengajak ukhti berhijab dan mengedukasi batasan aurat pada akhwan.
Juga salah satu tujuan mengundang ustazah di kegiatan tersebut, yakni mengisahkan bagaimana sulitnya berjilbab pada tahum 1980-an.
"Di zaman yang mudah ini, jilbab tersedia dimana saja. Kita harus jaga hidayah itu," ujar Awi.