REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dhofiri, mengaku sampai saat ini Polisi terus mendalami motif pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina. Saat ini pelaku masih menjalani perawatan akibat dua tembakan yang diterima saat hendak dilumpuhkan.
"Dua tembakan di lutut kanan dan lutut kiri, dan ketika jatuh itu pelaku dikeroyok massa. Jadi kondisinya memang masih belum stabil," kata Dhofiri saat meninjau tempat kejadian perkara, Ahad (11/2).
Untuk kronologis kejadian, Dhofiri menjelaskan, pelaku masuk melalui gerbang depan dan membacok satu orang jemaat atas nama Budijono. Korban mengalami luka sabetan parang di punggung dan leher.
Setelah masuk, pelaku yang membawa senjata tajam membuat jemaat yang sedang berdiri berusaha menghindar. Ketika berada di tengah-tengah kapel, pelaku kembali melakukan sabetan ke satu jemaat atas nama Martinus.
Korban mengalami luka sabetan di bagian punggung. Setelah itu, pelaku maju ke altar dan melayangkan satu sabetan lagi ke Romo Prier. Romo Prier mengalami luka sabetan di bagian belakang kepalanya. "Korban sudah mendapat perawatan di rumah sakit (Panti Rapih)," ujar Dhofiri.
Terkait kejadian ini, Kapolda meminta masyarakat tetap tenang, dan berjanji akan mengusut kejadian ini sampai setuntas-tuntasnya. Ia berharap, masyarakat dapat senantiasa bersatu-padu menjaga keamanan Yogyakarta.