REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dhofiri, membenarkan temuan ijazah di tas pelaku serangan Gereja Santa Lidwina. Namun, ia belum bisa memastikan status pelaku, termasuk lembaga pendidikan ijazah tersebut.
"Ada ijazah di tasnya yang kita amankan," kata Dhofiri saat meninjau tempat kejadian perkara, Ahad (11/2). Namun, lanjut Dhofiri, untuk saat ini masih belum bisa dipastikan asal muasal ijazah itu. Walau kabar yang beredar pelaku merupakan mahasiswa, ia menekankan status pelaku sampai saat ini masih terus didalami.
"Status tersangka kalau dari identitas mahasiswa, tapi kondisinya belum stabil jadi kita belum tahu pasti," ujar Dhofiri.
Ia turut mengecam kejadian ini sebagai tindakan biadab dan patut untuk dikutuk bersama. Namun, ia mengajak masyarakat untuk dewasa menanggapi peristiwa yang terjadi. Serta tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar.
Dhofiri meminta masyarakat sabar menunggu penyelidikan yang dilakukan Kepolisian sampai tuntas. Sampai saat ini, belum didapatkan pula informasi yang mengaitkan pelaku ke jaringan-jaringan tertentu.
"Kita belum bisa mengait-ngaitkan itu semua, fokus ke sini dulu. Latar belakang dan jaringan belum tahu," kata Dhofiri.
Saat ini pelaku masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Kondisi pelaku perlu perawatan setelah tertembak. Sedangkan tiga korban mendapat perawatan di RS Panti Rapih. Ia berharap, kondisi pelaku bisa cepat pulih agar dapat dilakukan penyelidikan lebih mendalam.
Kepada masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ia mengingatkan jika keamanan merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Karenanya, ia menekankan peran serta masyarakat sangat dibutuhkan.