REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Wiwik Hermini masih tertunduk lemas mengingat kejadian yang ia lalui pada Sabtu (10/2) sore. Perempuan berusia 50 tahun itu tak menyangka perjalanannya menjadi salah satu momen terkelam dalam hidupnya.
Semua berjalan normal sejak tiga bus rombongan Koperasi Simpan Pinjam Permata diberangkatkan dari Legoso, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, pada Sabtu (10/2) pagi menuju Bandung. Suami Wiwik yang anggota koperasi tidak ingin berangkat dan ia gantikan. Perempuan yang tinggal di Gang Hikmah, Jalan Raya Legoso itu duduk manis di bus nomor tiga dan perlahan tiga bus beriringan menuju kawasan Lembang di Bandung dalam rangka tutup tahun koperasi.
Rupanya, Lembang menjadi tempat terakhir 'berpisahnya' para anggota koperasi yang mayoritas berasal dari Ciputat Timur. Hal ini terjadi lantaran bus nomor satu mengalami kecelakaan maut yang memakan 27 korban meninggal dunia di Turunan Emen, Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Subang sekitar pukul 17.00 WIB.
"Enggak begitu jauh, saat bus pertama kecelakaan, terus enggak lama bus ketiga yang saya tumpangi lewat dan langsung berhenti karena kita tahu itu grup kita," ujar Wiwik kepada Republika.co.id, Ahad (11/2).
Wiwik mengaku tak bisa membayangkan yang terjadi saat itu. Penumpang laki-laki yang ada di bus pertama dan kedua langsung bergerak mengevakuasi korban. Sedangkan, Wiwik dan ibu-ibu lainnya dilarang mendekati lokasi kejadian dan hanya bisa meratapi dari kejauhan. Padahal, rencananya rombongan ingin berwisata di Ciater terlebih dahulu sebelum kembali ke Ciputat.
Wiwik sangat sedih lantaran korban yang terdapat di bus pertama merupakan para tetangga meski beda RT. Setelah kejadian, Wiwik bersama rombongan diminta tetap berada di polsek untuk didata dan diminta istirahat. Rombongan akhirnya kembali berjalan pulang pada subuh.
Anak Wiwik, Ajeng Rohanna Mugiyanto (28) mengaku begitu terkejut mendengar informasi kecelakan bus pariwisata tersebut. Ketakutan dan kekhawatiran Ajeng akan kondisi ibunya terus membayang. Namun, tak berapa lama, Ajeng cukup lega begitu mengetahui kondisi ibunya yang masih baik-baik saja.
"(Ibu) sudah video call juga, Alhamdulillah enggak apa-apa. Ibu di sana juga lemas karena ada yang kenal di bus itu," kata Ajeng saat malam kejadian.