REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Ahad (11/2), melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Ngada Marianus Sae. Ternyata, beberapa tahun sebelum ditangkap oleh KPK pada hari ini, Marianus pernah bermasalah secara hukum.
Berdasarkan catatan Republika.co.id, Marianus pernah ditetapkan tersangka dalam kasus penutupan Bandara Turelelo, Soa, di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 21 Desember 2013 lalu. Penetapan status tersangka itu dilakukan oleh Polda NTT dan Bareskrim Mabes Polri.
"Penetapan orang nomor satu di Ngada sebagai tersangka itu setelah tim penyidik Polres Ngada yang dibantu penyidik dari Polda NTT dan Bareskrim Mabes Polri melakukan pemeriksaan terhadap 15 Polisi Pamong Praja pekan lalu," kata Kapolda NTT Brigjen Polisi Untung Yoga, di Kupang, Senin, 30 Desember 2013 lalu.
Pada saat itu, Bupati Marianus Sae diduga memerintahkan petugas Satpol PP Ngada untuk memblokade Bandara Turelelo Soa pada 21 Desember 2013 lalu. Perintah ini muncul karena Marianus tidak mendapat tiket pesawat Merpati Nusantara Airlines rute Kupang-Bajawa. Akibat tindakan otoriter itu, pesawat Merpati dengan nomor penerbangan 6516 rute Kupang-Bajawa yang mengangkut 54 penumpang tidak bisa mendarat. Pesawat tersebut akhirnya terpaksa kembali ke Bandara El Tari, Kupang.
Bandara ini diblokade mulai pukul 06.15 Wita hingga pukul 09.00 Wita. Otoritas bandara tidak dapat berbuat banyak karena jumlah anggota Satpol PP Ngada yang menduduki landasan pacu bandara lebih banyak daripada petugas bandara.
Saat ini, Marianus merupakan salah seorang calon gubernur NTT. Namun, menjelang hari penetapan calon oleh KPU pada Senin (12/2) besok, dia malah ditangkap oleh KPK. Marianus tiba di Gedung KPK Mengenakan kemeja putih dan celana berwarna hitam, Marianus tiba di gedung KPK sekitar pukul 17.20 WIB. Kabiro Humas KPK, Febri Diansyah mengatakan tangkap tangan kali ini, dilakukan di beberapa daerah, dua diantaranya termasuk Marianus sudah berada di gedung KPK.
Sementara yang masih berada di daerah lain, sambung Febri, akan diberangkatkan ke Jakarta menggunakan jadwal penerbangan sore. "Karena ada yang juga diamankan di daerah lain dengan penerbarangan sore ini akan dibawa juga ke KPK," kata Febri dalam pesan singkatnya, Ahad (11/2).