REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Ratusan massa mahasiswa dan komunitas hijab di Kota Sukabumi, Jawa Barat menggelar aksi simpatik gerakan menutup aurat (gemar), Ahad (11/2). Gerakan tersebut dilakukan dengan cara diskusi dan membagikan kerudung atau jilbab kepada warga.
Aksi tersebut dimulai dengan acara talkshow di Alun-Alun Kota Sukabumi. Selanjutnya massa berjalan kaki menyebarkan seribu kerudung dan seribu kaos kaki kepada warga di sejumlah jalan protokol Sukabumi.
"Pada hari ini kami dari unsur mahasiswa dan komunitas di Sukabumi mengadakan gerakan menutup aurat," terang salah seorang koordinator aksi dari Bidang Perempuan, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Kota Sukabumi, Sinta Srinita.
Menurut Sinta, gerakan menutup aurat ini merupakan gerakan nasional yang diselenggarakan setiap 14 Februari. Tujuannya untuk mengajak perempuan muslim untuk berhijab.
Sinta menambahkan, ada tiga hal yang disampaikan dalam aksi simpatik ini. Pertama ajakan untuk mengamalkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, menutup aurat sesuai syariat Islam dan terakhir mengampanyekan gerakan menutup aurat kepada seluruh kaum perempuan.
Berhijab, ujar Sinta, tidak hanya menjalankan kewajiban. Melainkan juga sebagai upaya menghindari tindakan kriminalitas seperti pelecehan seksual yang saat ini marak terjadi.
Selain itu kata Sinta, Sukabumi merupakan daerah yang religius. Sehingga masyarakatnya perlu menanamkan nilai-nilai yang Islami.
Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati yang mengisi materi dalam acara /talkshow mengatakan, gerakan menutup aurat digagas oleh mahasiswa KAMMI dan komunitas hijab di Sukabumi.
"Gerakan membangun Sukabumi dengan cara mengajak perempuan untuk menutup auratnya dan menegakan agama," imbuh dia.
Gerakan menutup aurat ini lanjut Fitri berdampak pada kota menjadi diberkahi. Di mana syarat sebuah kota atau negara diberkahi apabila penduduknya beriman dan bertakwa serta menutup aurat menjadi salah satu indikator.
Selama ini ungkap Fitri, Kota Sukabumi terkenal sebagai kota santri dengan kesadaran untuk menutup aurat lebih tinggi dibandingkan kota yang lain. Namun ke depan sambung dia, karakter perempuan di Sukabumi harus sesuai dengan ajaran Islam seperti akhlak baik maka ibadahnya baik dan jika ibadahnya baik maka Insya Allah akhlak baik.