Ahad 11 Feb 2018 21:50 WIB

GP Ansor Minta Polisi Usut Tuntas Penyerangan Jemaat Gereja

Pelaku penyerangan gereja disebut terpapar radikalisme agama pasca-Pilkada DKI

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas meyampaikan paparannya pada Dialog Pencegahan Faham Radikal Terorisme dan ISIS bagi Pemuda Ansor se- Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas meyampaikan paparannya pada Dialog Pencegahan Faham Radikal Terorisme dan ISIS bagi Pemuda Ansor se- Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Qoumas, mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap jemaat Gereja St. Lidwina di Bedog, Sleman, Yogyakarta. Serangan terjadi saat jamaat tengah melaksanakan misa hari ini, Ahad (11/2) pagi. Yaqut menduga, ada motif tertentu atas serangkaian aksi teror belakangan ini.

"Kami minta aparat kepolisian usut tuntas kasus ini dan apa motif di belakangnya. Jangan asal dibilang pelakunya diduga gila. Masak semua kejadian teror pelakunya gila semua. Aneh," kata Yaqut, di sela acara Diklat Terpadu Dasar Pimpinan Cabang GP Ansor Korea Selatan, di Stella Marina Hotel, Incheon, Korea Selatan, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (11/2).

Gus Yaqut, sapaan akrabnya, tidak yakin jika pelaku benar-benar gila. Apalagi, kata dia, kasus teror ini terjadi tidak berselang lama setelah menimpa sejumlah tokoh agama. Sebelumnya, serangan terjadi tokoh ulama NU di Jawa Barat KH Umar Bisri, Komandan Brigade Persis Ustaz Prawoto, dan Bhiksu di Tangerang.

"Kalau menurut saya, pelaku memang gila, tapi bukan secara psikologis atau fisik, tapi tergila-gila agama. Pelaku gila karena pemahaman agama yang salah," lanjutnya.

Gus Yaqut mengatakan, menurut info yang diterima GP Ansor, pelaku teror di Gereja St. Lidwina bernama Suliyono tersebut terindikasi mulai terpapar radikalisme agama pasca-Pilkada DKI Jakarta. Pelaku diketahui juga sebagai mahasiswa dan menjadi santri di sebuah Pondok Pesantren di Secang, Magelang, Jawa Tengah.

Menurut Gus Yaqut, dengan latar belakang pelaku seperti itu, ia menilai ada motif di balik serangkaian kasus teror belakangan ini. Selain motif agama, kata dia, sangat mungkin ada motif politik di belakangnya. Karena itu, ia meminta aparat mengusut tuntas kasus tersebut dan juga kasus-kasus sebelumnya.

"Saya ingatkan kepada semua pihak di luar sana, jangan macam-macam terhadap Indonesia, jangan ganggu Indonesia. Kita akan lawan setiap upaya yang mengancam Indonesia," ujarnya. Gus Yaqut mengingatkan untuk tidak mempertaruhkan Indonesia untuk kepentingan sesaat atau kepentingan politik atas nama apa pun.

Menurutnya, GP Ansor juga tengah mencari apa motif sebenarnya yang terjadi. Ia mengatakan, hal tersebut adalah masalah serius yang harus diusut tuntas oleh aparat kepolisian. Jangan sampai, kata dia, kasus-kasus tersebut menciptakan ketidakstabilan. Gus Yaqut mengatakan, ia juga menginstruksikan anggota Banser untuk turun mengamankan gereja di Sleman maupun di Yogyakarta.

"Saya instruksikan Banser berkoordinasi dengan aparat kepolisian ikut membantu mengamankan tempat-tempat ibadah, termasuk gereja yang di Sleman dan Yogyakarta," tambahnya.

(Baca Juga: Gereja Santa Lidwina DIY Diserang, Beberapa Jemaat Dibacok)

Seperti diketahui, penyerangan di Gereja St. Lidwina, Sleman, Yogyakarya,terjadi pada Ahad (11/2) pagi saat misa tengah berlangsung. Penyerang diketahui bernama Suliyono, seorang mahasiswa berusia 23 tahun. Pria asal Banyuwangi itu membawa pedang dan melukai empat orang yang tengah beribadah di dalam gereja.Polisi pun akhirnya melumpuhkan pelaku dengam menembaknya, karena terus menyerang jemaat dan petugas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement