Senin 12 Feb 2018 11:48 WIB

Jokowi Minta Indonesia tak Bergantung Bantuan Negara Lain

Presiden Jokowi menekankan agar Indonesia tidak lagi menjadi negara penerima bantuan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Jokowi
Foto: setkab.go.id
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar Indonesia tidak lagi menjadi negara penerima bantuan. Hal ini disampaikan Jokowi dalam rapat kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu).

"Kita sudah masuk negara G20 artinya sudah menjadi negara besar, seharusnya tidak lagi mencari bantuan-bantuan tapi sebaliknya, kita membantu," kata Jokowi di Jakarta, Senin (12/2).

Jokowi mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang mencapai5,07 persen membuat Indonesia menjadi negara dengan ekonomi yang baik. Dia melanjutkan, Indonesia kedepan harus aktif untuk memberikan bantuan kepada negara-negara yang membutuhkan.

Ia mencontohkan bantuan yang telah mulai dilakukan dalam setahun terakhir seperti pengiriman bantuan kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh. Juga diplomasi perdamaian di Afghanistan dan di Palestina. "Harus dianggarkan. Seperti kemarin negara-negara pasifik yang kita bantu," ujarnya.

Menjadi negara yang tidak lagi menerima bantuan ditekankan Jokowi dalam pidato pembukaan rapat kerja kemlu. Dia meminta semua perwakilan negara tidak lagi merasa inferior atau merasa dari negara kecil. Penekanan sebagai negara besar diungkapkan kembali oleh Jokowi dengan Indonesia menjadi satu-satunya negara anggota G 20 di Asia Tenggara.

"Jadi nanti kalau ada sumit, saya minta duduk dekat dengan tuan rumah, nggak mau di pojokan, ini bukan untuk saya tapi untuk negara," katanya.

Sementara,rapat kerja Kepala Perwakilan Republik Indonesia dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dihadiri olehsekitar 134 perwakilan RI di luar negeri, seperti para duta besar. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, rapat kali ini mengambil tema "diplomasi zaman now".

Dia mengatakan, tema yang diambil memang pendek namun merupakan kunci dari segala perubahan mindset atau mental yang harus dilakukan seluruh republik Indonesia. Perubahan diperlukan untuk menjawab tantangan yang dinamis saat ini.

"Untuk membuat Indonesia maju maka perbahan mindset harus dilakukan setiap orang dan diplomat negara," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement