REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah penggerak Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia dan Australia menandatangani 23 dokumen rencana kerja sama dalam bentuk Letter of Intent (LoI) di Sydney, Australia, Jumat (9/2). Penandatanganan dokumen-dokumen LoI tersebut disaksikan oleh Duta Besar RI untuk Australia, Kristiarto Legowo.
Forum bisnis tersebut merupakan bagian dari rangkaian partisipasi Indonesia pada pameran Halal Expo Australia 2018 yang digelar pada 10-11 Februari 2018.
"Hubungan Indonesia dan Australia pada beberapa waktu terakhir ini sangat kuat, yang salah satunya ditandai dengan persahabatan antara kedua kepala pemerintah, serta para pejabat tinggi kedua negara," ujar Dubes Kristiarto saat membuka forum bisnis tersebut, didampingi oleh Pelaksana Tugas Konsul Jenderal RI Sydney, Hermanus Dimara.
Melalui LoI tersebut para pengusaha UKM kedua negara sepakat untuk membentuk kemitraan dagang dan investasi. Bidang usaha yang disepakati bersama bervariasi, mulai dari produk fesyen, spa, kopi, makanan dan minuman.
"Mari bersama-sama menerjemahkan kekuatan hubungan tersebut ke dalam sebuah keuntungan ekonomi kedua bangsa. Salah satunya melalui adanya saling kontak dan perluasan jejaring kerja sama komunitas bisnis, termasuk UKM seperti pada kesempatan ini," kata Kristiarto.
Direktur Pemberdayaan Usaha BKPM, Pratito Soeharyo menyampaikan harapan bahwa hubungan baik Indonesia dan Australia harusnya dapat diterjemahkan ke dalam kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.
"Kita berharap setelah forum bisnis ini, para UKM Indonesia dan Australia memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan 'matchmaking' untuk membangun jejaring kerja sama bisnis dan investasi. Sudah waktunya memetik keuntungan ekonomi dari hubungan baik Indonesia dan Australia yang telah bertumbuh kuat," ujar Pratito.