REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian menyebut, penyerang Gereja Santa Lidwina di Sleman Yogyakarta, pada Ahad (11/2) lalu, pernah berupaya berangkat ke Suriah. Hal tersebut diketahui dari informasi Intelijen Kepolisian.
"Saudara Suliyono ini, sementara asal Banyuwangi, pernah di Sulteng, pernah di Poso, Magelang, dan ada indikasi kuat yang bersangkutan ini kena paham radikal yang pro kekerasan," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (12/2).
Suliyono pun diketahui terlibat dalam sejumlah aktivitas radikalisme. Tito mengaku diberikan informasi oleh Intelijen bahwa Suliyono pernah mencoba mengubah paspor berangkat ke Suriah. Suliyono pun kemudian melakukan aktivitas penyerangan yang terjadi Ahad (12/2) kemarin.
"Akhirnya menyerang dalam tanda petik kafir versi dia. Kita lihat yang bersangkutan sangat mendekati sosok yang radikal," ujar Tito.
Saat ini, kata Tito, kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam pada Suliyono. Suliyono saat ini masih menjalani perawatan lantaran dikumpulkan langsung pada petugas usai melakukan penyerangan.
"Lone wolf atau bagian dari jaringan, ini sedang dikembangkan, sedang dikejar terus oleh tim mabes polri dan Polda (Yogyakarta)," kata Tito menambahkan.
Penyerangan sebelumnya terjadi di Gereja Santa Lidwina di Sleman Yogyakarta pada Ahad (12/2). Penyerangan di Gereja tersebut melukai lima orang termasuk pemuka agama Romo Karl Edmund Prier. Sembari menunggu polisi melakukan penyelidikan, Polri meminta masyarakat tetap tenang dan beraktivitas sebagaimana mestinya.
(Baca juga: Jokowi: Tindak Tegas Pelaku Penyerangan Tokoh Agama)