Senin 12 Feb 2018 14:12 WIB

Cerita Aiptu Almunir Lumpuhkan Penyerang Gereja di Sleman

Almunir tak luput dari amukan pelaku.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andri Saubani
Aiptu Almunir, satu dari tiga petugas Kepolisian peringkus pelaku serangan di Gereja Santa Lidwina, saat ditemui di Polda DIY.  Pria asli Bantul tersebut saat ini dinas di Polsek Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Senin (12/2).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Aiptu Almunir, satu dari tiga petugas Kepolisian peringkus pelaku serangan di Gereja Santa Lidwina, saat ditemui di Polda DIY. Pria asli Bantul tersebut saat ini dinas di Polsek Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Senin (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Penyerang Gereja Santa Lidwina di Sleman , DIY dilumpuhkan tak lama setelah melancarkan aksinya. Ada satu sosok yang patut diapresiasi berkat aksinya mengesampingkan rasa aman dan nyamannya, demi bisa meringkus pelaku serangan yang melukai tiga jemaat tersebut.

Almunir, begitulah nama yang tertera dari seragam abu-abu milik petugas Polsek Gamping tersebut. Polisi berpangkat Aiptu ini merupakan satu dari tiga petugas kepolisian yang pertama tiba di lokasi dan berhasil meringkus pelaku serangan.

Bahkan, pria kelahiran Bantul 57 tahun lalu ini tidak luput dari amukan pelaku, yang telah lebih dulu melukai tiga jemaat Gereja Santa Lidwina. Empat jahitan di lengan kiri dan luka tambahan di kelingking kiri kakinya seakan jadi bukti keberaniannya.

"Karena tindakan pelaku sudah membahayakan keselamatan orang lain," kata Almunir saat ditemui di Polda DIY, Senin (12/2).

Sebelum tiba di lokasi pada Ahad (11/2), Almunir tengah melaksanakan tugasnya sebagai Sabhara di Polres Sleman. Setelah mendapat kabar, Almunir bersama dua rekannya, Aiptu Pras dan Brigadir Erwin, langsung menuju Gereja Santa Lidwina.

Setelah tiba, Almunir dikagetkan pemandangan jemaat yang sudah terluka akibat sabetan pedang. Masuk ke ruangan utama gereja, ketiganya mendapati satu sosok muda yang tengah mengayun-ayunkan pedang ke arah orang-orang.

Pelaku saat itu berada di depan altar, beberapa saat setelah pelaku melukai dua jemaat atas nama Budiyono dan Martinus, serta Romo Edmund Prier yang memimpin misa. Dialog pun coba dilakukan untuk membujuk pelaku menurunkan senjata di tangannya.

Suasana memang sudah panas, dengan kondisi pelaku ada di depan altar mengayunkan pedang ke arah orang-orang yang mengitarinya. Bersama ketiga rekannya, Almunir mencoba menjelaskan posisinya sebagai Polisi dan meminta pelaku menyerah.

"Saya tembak ke kaki kirinya, tapi bukan takut, malah berbalik menyerang saya," ujar Almunir yang saat kejadian menggunakan senjata laras pendek jenis Revolver.

Tembakan kedua ke lutut kanan yang dilepaskan ternyata berhasil merobohkan pelaku. Saat itu, Aiptu Almunir mencoba meringkus pelaku yang ternyata masih melakukan perlawanan, dan masih mencoba melukai sekitarnya.

Almunir menuturkan, saat itu Ia pun ikut terjatuh akibat serangan pelaku. Setelah menendang kaki pelaku, dibantu kedua rekannya dan massa yang sudah mengitarinya, pelaku akhirnya berhasil diamankan.

"Itu kejadiannya cepat sekali, tiga menit lah, tapi alhamdulillah pelaku berhasil kita amankan, dan kita bawa ke RS UGM (sebelum dipindahkan ke RS Bhayangkara)," kata Almunir.

Atas keberaniannya ini, Kapolda DIY, Brigadir Jenderal Polisi Ahmad Dhofiri, telah secara langsung mengucapkan apresiasinya kepada Aiptu Almunir. Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yulianto mengungkapkan, Polda DIY tengah mendiskusikan penghargaan yang akan diberikan untuk Almunir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement