REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih melakukan penyelidikan kasus serangan di Gereja Santa Lidwina, mengingat pelaku baru menjalani operasi tadi malam. Karenanya, Kapolda DIY Brigjen Ahmad Dofiri meminta masyarakat bersabar dan tidak terpancing isu-isu yang berdar di media sosial.
Setelah insiden yang terjadi di Gereja Santa Lidwina kemarin, Polda DIY memang menambahkan pengamanan terhadap rumah-rumah ibadah. Langkah itu dilakukan demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Termasuk, memberikan rasa aman kepada masyarakat, yang tentu sempat terguncang akibat insiden kemarin. Menurut Dofiri, pengamanan telah pula dikoordinasikan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).
"Memang kita intensif memberikan pengamanan ke tempat-tempat iabdah, tujuannya mendinginkan suasana," kata Dofiri, Senin (12/2).
Dofiri mengingatkan, agar masyarakat tetap tenang menanggapi isu-isu yang beredar, sehingga tidak mudah terprovokasi. Pasalnya, Dhofiri sendiri melihat, isu-isu yang beredar di tengah masyarakat begitu bermacam-macam.
Spekulasi yang entah muncul dari mana itu begitu berkembang lantaran terus disebarluaskan melalui media sosial. Mulai dari dugaan-dugaan pelaku merupakan jemaat gereja, sampai mengait-ngaitkan pelaku dengan kelompok tertentu.
"Itu isu menyesatkan, jangan terpancing media sosial," ujarnya.
Sejauh ini, diketahui pelaku berasal dari Banyuwangi, dan berada di Yogyakarta baru sekitar 4-5 hari setelah dari Magelang. Keterangan saksi dan CCTV, pelaku selama di Yogya sempat tidur di masjid dan mushala tidak jauh dari tempat kejadian perkara.