Senin 12 Feb 2018 17:06 WIB

Ekspor Ikan Bandeng Sulawesi Selatan Tembus 1.000 Ton

Ikan Bandeng Sulsel di ekspor ke berbagai negara.

Red: Nur Aini
Ikan Bandeng
Foto: MgROL 35
Ikan Bandeng

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Selatan Sulkaf S Latief mengatakan ikan bandeng menjadi primadona ekspor baru di Sulawesi Selatan. Pada 2017, ekspor ikan bandeng Sulsel mencapai 1.208,8 ton.

Menurutnya, ikan bandeng telah dikirim ke berbagai negara seperti Taiwan, Sri Lanka, Korea Selatan, dan Afrika Selatan. "Selanjutnya diekspor ke Vietnam, Ghana, Tiongkok, dan Amerika Serikat yang memang menjadi salah satu tujuan ekspor," katanya di Makassar, Senin (12/2).

Berdasarkan data dari karantina ikan, Taiwan merupakan negara yang paling banyak memesan ikan bandeng dari Sulawesi Selatan yakni sebanyak 573.402 kg. Selanjutnya Sri Langka (189 ribu kg), Korea Selatan (171.500 kg), Afrika Selatan (133 ribu kg), Vietnam (53.089 kg), Ghana (52 ribu kg), Cina (26 ribu kg), serta Amerika Serikat sebanyak 10.837 kg.

Besarnya potensi ekspor untuk ikan bandeng ini dinilai menjadi peluang bagi para petambak Sulawesi Selatan untuk terus fokus mengembangkan budidaya ikan bandeng. Petambak tersebut berasal dari berbagai wilayah seperti yang tersebar di berbagai kabupaten seperti Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, dan Kabupaten Barru.

Selain untuk keperluan ekspor, ikan bandeng sudah menjadi favorit masyarakat Makassar. Bandeng juga menjadi salah satu menu unggulan di beberapa warung makan.

"Jadi kami tentu mendorong untuk menghasilkan ikan bandeng yang layak ekspor. Memang untuk ikan bandeng merupakan salah satu unggulan ekspor Sulsel," ujarnya.

Selain ikan bandeng, ekspor Sulsel pada 2017 yang begtu mendominasi rumput laut yang jumlahnya mencapai 70 persen. Dominasi rumput laut dalam ekspor kontainer Sulsel itu seiring membaiknya harga dan nilai jual rumput lain di pasar internasional.

"Untuk rumpat laut memang setiap harinya dilakukan ekspor. Sekitar 70 persen dari total ekpsor kontainer Sulsel diantaranya memang dari rumput laut dna sisanya seperti ikan dan sebagainya," katanya.

Ia menjelaskan, kenaikan ekspor itu memang dipicu oleh produk kelautan. Terkait kurangnya ekspor ikan dipengaruhi kondisi penangkapan ikan Sulsel yang berkurang, menurut dia, hal itu dikarenakan rumput laut memang tengah menjadi primadona

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement