Senin 12 Feb 2018 17:11 WIB

'Jangan Langsung Kaitkan Penyerangan Gereja dengan Politik'

Mendagri mengaku telah berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Umat Beragama.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andri Saubani
Mendagri Tjahjo Kumolo
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Mendagri Tjahjo Kumolo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menuturkan, bahwa pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) yang ada di berbagai daerah. Hal ini dilakukan agar seluruh masyarakat dari berbagai kalangan agama bisa rukun.

Komunikasi ini pun bahkan telah disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Kapolri. Tjahjo menuturkan, dalam komunikasi yang dijalankan pemerintah sebenarnya sudah mengindikasi terkait sejumlah penyerangan dan penganiayaan yang dilakukan oknum tertentu terhadap para pemuka agama

"Kami sudah detail sebelumnya mendiskusikan ini. Kami sudah mulai terkait hal yang berkaitan pada sejumlah aktivitas sebelum akhirnya kejadian kemarin di Sleman," kata Tjahjo di Istana Negara, Senin (12/2).

Dia menilai, bahwa persoalan penyerangan ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan tahun politik 2018 dan 2019. Namun, yang lebih penting saat ini bahwa semua pihak agar meningkatkan kewaspadaan dan saling menjaga.

Tjahjo pun berharap agar kejadian serupa tak terulang. Sebab, masyarakat di Indonesia memiliki hak dan mendapat perlindungan untuk melaksanakan ibadah yang sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.

Sebelumnya, Presiden Jokowi ikut mengomentari kasus penyerangan terhadap ulama dan tokoh agama dalam beberapa waktu terakhir ini. Jokowi menegaskan, pemerintah tak memberikan ruang dan tempat bagi masyarakat yang tak mampu bertoleransi dan melakukan tindak kekerasan di Tanah Air.

"Jadi sekali lagi perlu saya sampaikan, tidak ada tempat bagi mereka yang tidak mampu bertoleransi di negara kita Indonesia apalagi dengan cara-cara kekerasan," tegas Jokowi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement