Senin 12 Feb 2018 17:38 WIB

Puluhan Santri Alami KIPI, Dinkes: Bukan Akibat Vaksin

Kejadian tiada lain karena adanya reaksi ketakutan dari para santri yang divaksin.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Petugas mempersiapkan vaksin difteri (Ilustrasi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mempersiapkan vaksin difteri (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Kohar Hari Santoso membenarkan adanya santri Pondok Pesantren Al Falah, Pamekasan, Madura yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) setelah melakukan imunisasi difteri. Namun demikian, Kohar memastikan, kejadian tersebut tidak ada hubungannya dengan vaksin yang diimunisasikan.

Kohar menjelaskan, kejadian tersebut tiada lain karena adanya reaksi ketakutan dari para santri yang divaksinasi tersebut. Selain itu, juga karena adanya beberapa santri yang belum melakukan sarapan pagi, sebelum dilakukan vaksinasi.

"Yang terjadi reaksi ketakutan dari para santriwati setelah divaksinasi tadi. Dan kondisi santriwati yang belum makan pagi dan maupun setelah diimunisasi. KIPI yang terjadi tidak ada hubungannya dengan vaksin," kata Kohar saat dihubungi Republika.co.id, Senin (12/2).

Maka dari itu, Kohar mengimbau, masyarakat di Jatim untuk tetap mengikuti kegiatan ORI difteri, meskipun setelah adanya kejadian tersebut. Sebab, menurutnya, vaksin itu sudah diteliti oleh banyak pakar dunia dan dinyatakan aman serta bermanfaat.

"Imunisasi untuk membuat masyarakat punya daya tahan terhadap penyakit tertentu seperti Difteri ini," ujar Kohar.

Kohar menambahkan, penyuntikan imunisasi mungkin tidak enak atau bisa jadi ada reaksi panas yang bisa di atasi dengan obat penurun panas. Maka dari itu, Kohar mengimbau masyarakat untuk mengpayakan kondisi "fit" saat menjalani imunisasi maupun setelahnya. "Ayo ikut imunisasi agar tidak terjangkit difteri," kata Kohar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement