REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Maneger Nasution menyesalkan adanya penyerangan dan kekerasan terhadap pemuka agama di Indonesia. Ia meminta pihak kepolisian bisa mengusut tuntas kasus-kasus tersebut.
(Baca: Penyerangan Rumah Ibadah Ancam Rumah Ibadah)
"Apapun alasannya, negara harus hadir. Negara punya mandat menghentikan perilaku tak beradab itu. Negara punya mandat mengusut tuntas kasus-kasus itu siapa pun pelaku dan aktor intelektualnya, serta apa pun motifnya," kata Maneger kepada Republika.co.id, Jakarta, Senin (12/2).
Negara khususnya pemerintah, ia melanjutkan, harus hadir dan memastikan bahwa peristiwa-peristiwa yang jauh dari keadaban itu tidak terulang lagi di masa mendatang. Menurutnya, fenomena orang gila menganiaya seorang pemuka agama telah melampaui keadaban bangsa.
Ada ide 'menggelikan' dari orang waras bersyahwat besar masuk ke mimbar Jumat. Sekarang ada penganiayaan terhadap Pastor di Yogyakarta. Ada 'pengusiran' terhadap Bikhu di Tangerang, ucapnya.
Mirisnya, lanjutnya, kejadian penyerangan pada Ahad pagi (12/2) bertepatan dengan Musyawarah Besar (Mubes) pemuka agama untuk kerukunan bangsa, yang dipimpin langsung oleh Prof Din Syamsuddin, Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP).
Mubes itu berlangsung selama tiga hari di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Ada sekitar 450-an pemuka agama, di mana 250 di antaranya dari kalangan muslim.