REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan berharap peristiwa kecelakaan maut di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Ahad (11/2) kemarin, dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan keseriusan Pemerintah dan Polri dalam mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (kamseltibcarlantas). Edison berpendapat, kecelakaan di Tanjakan Emen adalah potret ketidakseriusan pemerintah terhadap kamseltibcarlantas itu sendiri.
"Pascaperistiwa, semua pihak seperti pemadam kebakaran dan mendadak memberikan simpati. Tetapi tidak melaksanakan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh dan serius," ujar Edison melalui pesan teks kepada Republika.co.id, Senin (12/2).
(Baca Juga: Dijemput Maut di Tanjakan Emen)
Menurut Edison, setidaknya sejak 2009 hingga April 2017 tercatat enam kecelakaan di kawasan tanjakan Emen, Ciater, Subang, Jawa Barat. Dalam peristiwa keenam kecelakaan tersebut mengakibatkan 30 korban jiwa dengan jumlah korban jiwa hingga peristiwa terakhir sebanyak 57 orang meninggal dunia.
Sayangnya, kecelakaan yang terus berulang sejak 2009, tidak tampak upaya yang signifikan dilakukan pemerintah dan Polri untuk mencegah terjadinya kecelakaan. "Seharusnya deretan peristiwa kecelakaan dengan jumlah korban jiwa yang tidak sedikit, sudah ada upaya pencegahan, ya minimal untuk mengingatkan para pengendara yang sedang melintas," kata Edison.
Seharusnya pula, kata dia, dilokasi rawan kecelakaan, dibangun Pos Polisi dan ditambah tulisan-tulisan peringatan sehingga pengendara lebih waspada dan berhati-hati. Pemerintah juga, saran dia, harus membangun jalur alternatif seperti yang sudah pernah disarankan oleh Ditlantas Polda Jabar.
"ITW meminta Kapolda Jabar lebih fokus melakukan upaya pencegahan dalam tercapainya Kamseltibcarlantas," tutupnya.