REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arif Satrio Nugroho
Bagaimana Polri melihat serentetan penyerangan pemuka agama belakangan ini?
Tujuan saya, sekali lagi, mohon bantuan rekan-rekan untuk membuat pemberitaan yang objektif dan menyejukkan, jangan sampai masyarakat resah. Rekan-rekan, mungkin dalam sebulan ini ada beberapa peristiwa di Jabar (Jawa Barat), misalnya ada kasus yang menyerang, yang kebetulan korban adalah tokoh agama setempat.
Kemudian, pelakunya ada dua kasus, satu pelaku mengalami gangguan kejiwaan dan satu lagi mengalami gangguan kepribadian, kemudian ada beberapa juga. Kasus yang dua ini sudah didalami anggota dan masih dalam proses, termasuk ditahan. Memang, dari psikiater ada gangguan kejiwaan dan kepribadian dan pelaku tidak jauh dari lokasi sehingga mudah diungkap.
Kasusnya, kita lihat, lebih pada penganiayaan biasa. Ada juga yang kriminal, pembunuhan terjadi. Nah, di beberapa tempat juga. Di Jakarta Barat ada kasus pengeroyokan yang korbannya enggak jauh saling mengenal dengan tersangka, sekelompok anak muda, kebetulan juga korbannya tokoh agama.
Bagaimana dengan penyerangan di Yogyakarta?
Kemudian, kemarin ada peristiwa di Yogya, yang menyerang gereja dan melukai tokoh agama, Katolik di situ. Nah, saya tidak ingin rekan-rekan kita berkembang pada spekulasi-spekulasi yang tidak jelas, dihubungkan, dikaitkan, kemudian timbul spekulasi-spekulasi yang muncul dengan versi masing-masing yang akhirnya menimbulkan keresahan.
Bagaimana penyelidikan kepolisian sejauh ini?
Saya sampaikan, kepolisian sudah lakukan langkah penyidikan, langkah penindakan kepada para pelaku itu. Hampir semua kasus itu terungkap, baik yang di Jabar, ada yang di Palmerah, Jakarta, maupun kemarin di Yogya.
Persoalannya, apakah bekerja sendiri, lone wolf, atau bagian dari jaringan? Ini sedang dikembangkan, sedang dikejar terus oleh tim Mabes Polri dan polda bergabung. Saya juga sudah minta teman-teman instansi intelijen lain membantu.
Bagaimana perkembangan kasus di Jawa Barat?
Kasus Jabar sudah terungkap, bahwa kriminal yang dilakukan ini akibat gangguan kejiwaan. Kasusnya tetap kita tangani, tapi kita tidak berhenti untuk mendalami apakah kemungkinan berkaitan dari kasus ke kasus lain. Sampai saat ini belum temukan indikasi itu. Kita anggap ini spontan. Fakta hukumnya spontan, tapi terus didalami.
Mengenai isu adanya desain di belakang fenomena penyerangan pemuka agama?
Polri tidak ingin berspekulasi dengan apa mungkin ada motif desain, apa pun juga, tapi beranjak dari fakta hukum. Saya meminta kepada masyarakat untuk tenang. Kita bisa atasi persoalan ini, kita bisa tangkap pelakunya.
Saya perintahkan untuk jajaran kepolisian memperkuat pengamanan tempat ibadah, kemudian jangan berspekulasi masing-masing dengan versi yang tidak jelas. Jangan mau juga isu ini dimanfaatkan untuk mengadu domba antarelemen masyarakat kita. (Pengolah: fitriyan zamzami).