Selasa 13 Feb 2018 11:57 WIB

India-Pakistan Diminta Dialog Selesaikan Sengketa Kashmir

Orang-orang Jammu dan Kashmir menderita karena perang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Mahasiswa Kashmir berlari mencari perlindungan saat polisi India menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan bentrokan di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India.
Foto: AP Photo/Mukhtar Khan
Mahasiswa Kashmir berlari mencari perlindungan saat polisi India menembakkan peluru karet dan gas air mata untuk membubarkan bentrokan di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Kepala Menteri Jammu dan Kashmir Mehbooba Mufti, Senin (12/2), meminta pemerintah India dan Pakistan melakukan dialog menyelesaikan perselisihan Kashmir. Ia pun mengkritik media India yang dinilai membangun atmosfer ketidakpercayaan dan perang antara kedua negara.

"Dialog dengan Pakistan penting jika kita ingin mengakhiri pertumpahan darah. Saya tahu saya akan diberi label anti-nasional oleh pembawa acara berita malam ini, tapi itu tidak masalah. Orang-orang Jammu dan Kashmir menderita, kita harus bicara karena perang bukanlah pilihan," kata Mufti, seperti dikutip laman Anadolu Agency.

Permintaan Mufti ini disampaikan setelah meningkatnya intensitas bentrokan perbatasan di sepanjang Garis Kontrol (LoC) antara kedua negara. Hal ini juga diperburuk oleh serangan militan terhadap instalasi senjata India di wilayah tersebut.

"Perbatasan kita bersaksi, Tuhan melarang, pertumpahan darah. Perdana Menteri kita (Narendra Modi) sering berbicara tentang pembangunan, namun pada saat bersamaan, sesuatu yang berlawanan terjadi di negara kita," kata Mufti.