REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meresmikan beroperasinya Bandung Tour On Bus (Bandros) untuk layanan wisata masyarakat, Selasa (13/2). Bandros akan melayani masyarakat berkeliling titik-titik wisata di Kota Bandung.
Peresmian beroperasinya Bandros dilakukan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi di Alun-Alun Kota Bandung. Ridwan Kamil menuturkan Kota Bandung merupakan kota wisata. Banyak titik-titik wisata mulai dari peninggalan sejarah, taman, dan pusat-pusat perbelanjaan. Oleh karenanya, kendaraan warna-warni dan desain unik ini dihadirkan untuk masyarakat umum agar dapat menikmati berwisata Kota Bandung tanpa menggunakan kendaraan pribadi.
"Sekarang turisnya 7 juta naik 2 juta dari tahun 2013. Supaya Kota Bandung ini nyaman maka pusat kotanya kita kasih tanda yang gerbang-gerbang monumen itu, itulah batas kota kolonial. Nah harapan kita di dalam batas kota kolonial itu para wisatawan atau warga yang berinteraksi kurangilah naik mobil motor," katanya kepada awak media.
Menurutnya, Bandros bisa menjadi alternatif berwisata dari satu titik ke titik lainnya. Apalagi infrastruktur Kota Bandung seperti trotoar sudah ditata untuk memudahkan pejalan kaki. Ditambah penyediaan layanan sewa sepeda yang membantu wisatawan turun dari Bandros menuju lokasi wisata yang dituju.
Emil, sapaan akrabnya, berharap kehadiran Bandros dapat menjadi ciri khas Bandung sebagai kota wisata. Serta menarik wisatawan untuk jalan-jalan di Kota Bandung.
"Naik Bandros kalau jalannya (berwisata) agak jauh tapi masih di pusat atau wilayah kota lama atau kota heritage. Itu sebenarnya tujuannya. Sehingga kota ini akan lestari sebagai kota wisata tanpa terlalu banyak kemacetan kemacetannya," tutur Emil.
Ia pun menambahkan naik Bandros akan lebih mudah dengan sistem non tunai menggunakan uanh elektronik dari bank. Berbagai perbankan juga sudah bekerjasama dalam layanan Bandros ini.
Kadishub Didi Ruswandi mengatakan Bandros saat ini berjumlah 18 unit. Sebanyak 12 di antaranya merupakan pengadaan dari APBD Kota Bandung yang akan digunakan untuk masyarakat sementara enam merupakan Bandros sewa.
Didi menuturkan Bandros hanya khusus melayani rute-rute wisata. Para penumpang juga hanya bisa turun di shelter naik.
"Ini cuma berhenti di tempat sign in. Kenapa nggak bisa bebas berhenti di mana saja? Supaya nggak mematikan angkot," kata Didi.
Ia menyebutkan untuk tarif ditetapkan Rp 20 ribu untuk sekali perjalanan. Sementara jika ingin lebih murah yakni Rp 40 ribu untuk multi trip selama satu hari dari satu titik ke titik lainnya. Dengan tarif karcis itu, ia meyakini minat masyarakat cukup tinggi untuk naik Bandros. "Satu rute kita sediakan dua banros untuk mengakomodir minat yang ingin naik Bandros," ujarnya.
Rute Bandros akan disesuaikan dengan warnanya. Bandros berwarna kuning akan mengantar wisatawan berkeliling mulai Lapangan Gasibu, Taman Cibeunying, Taman Superhero, Taman Foto, Gedung Merdeka, Alun-alun Bandung dan Braga. Bandros berwarna biru akan berkeliling dari Alun-alun Bandung, Cibaduyut, Leuwipanjang, Museum Sri Baduga, Alun-alun Regol dan Buahbatu.
Bandros warna ungu akan menempuh rute Lapangan Gasibu, Taman Cikapayang, Alun-alun Ujungberung, Museum Geologi, dan terakhir Pusdai. Untuk Bandros hijau akan melewati Chinatown, Pasirkaliki, Alun-alun Cicendo, Karangsetra, UPI dan Gor Padjajaran.
Bandros berwarna merah muda akan menempuh rute Lapangan Gasibu, Taman Jomblo, Teras Cikapayang, Teras Cihampelas dan berakhir di Taman Budaya. Sementara Bandros warna hitam akan digunakan oleh tamu-tamu VIP yang jika tidak ada maka akan mengakomodir wisatawan dari luar Kota Bandung.