REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Sekitar 100 lebih santri Pondok Pesantren Ar-Rosyid dan warga Desa Bangsalsari, Kabupaten Jember, mengungsi ke tempat yang aman akibat banjir, Senin (12/2). Banjir yang disertai lumpur tersebut menerjang kawasan setempat pada malam hari.
"Turunnya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi menyebabkan air sungai meluap ke jalan dan lama-lama air masuk ke pesantren setinggi 1,5 meter," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Widi Prasetyo di Jember, Selasa (13/2).
Menurutnya santri yang berada di pesantren terpaksa diungsikan ke tempat yang aman di lantai dua pesantren setempat dan warga diungsikan ke tempat aman karena ketinggian air sudah mencapai 1,5 meter dan tingginya air tersebut dapat membahayakan keselamatan mereka.
"Dampak kerugian akibat banjir yang disertai lumpur di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Bangsalsari, itu menyebabkan dinding Pondok Pesantren Ar-Rosyid jebol, pesantren terendam hingga 1,5 meter, belasan rumah warga di sekitar pesantren juga terendam, dan jembatan sedikit terkikis karena diterjang arus air yang sangat deras," tuturnya.
Tingginya air yang masuk pesantren tersebut menyebabkan sejumlah peralatan dan perlengkapan yang berada di pondok pesantren, baik milik pesantren maupun milik para santri hilang terbawa banjir.
"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian banjir di Bangsalsari dan sekarang sudah dilakukan upaya pembersihan bersama-sama oleh perangkat desa, muspika, polisi, dan relawan BPBD Jember," katanya.
Sementara Camat Bangsalsari Murtadho mengatakan banjir disertai lumpur yang menerjang Pesantren Ar-Rosyid itu sudah terjadi tiga kali karena letak pesantren lebih rendah dan berada di sekitar hilir sungai. "Kalau di hulu sungai hujan cukup deras, maka sungai di sekitar pondok tidak dapat menampung air dan akan meluap karena banyak endapan, sehingga kami mengusulkan adanya normalisasi sungai," ujarnya.
Berdasarkan data BPBD Jember, banjir tidak hanya menerjang Kecamatan Bangsalsari, namun juga melanda Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, yang menyebabkan pematang jembatan Kedawung tergerus sepanjang 20 meter dan paving desa terkelupas 100 meter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.