Selasa 13 Feb 2018 13:51 WIB

Tiga Hari Status Turun, Gunung Agung Kembali Erupsi

Letusannya berdurasi 140 detik dengan amplitudo 21 milimeter (mm).

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Asap keluar dari kawah Gunung Agung yang masih berstatus awas di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (23/1).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Asap keluar dari kawah Gunung Agung yang masih berstatus awas di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru saja menurunkan status Gunung Api Agung, Sabtu (10/2) dari level empat (awas) ke level tiga (siaga). Gunung suci umat Hindu Bali tersebut tetap berpotensi tinggi erupsi meski status diturunkan ke level lebih rendah.

Hal ini terbukti dengan terjadinya erupsi gunung berapi tertinggi di Bali tersebut pada Selasa (13/2) siang, sekitar pukul 11.49 WITA. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani dalam laporannya menyebutkan tinggi kolom asap dan abu mencapai 1.500 meter di atas puncak kawah.

"Letusannya berdurasi 140 detik dengan amplitudo 21 milimeter (mm). Terjadi juga satu kali gempa vulkanik dalam berdurasi 20 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh berdurasi 100 detik hingga pukul 12.00 WITA," kata Kasbani, Selasa (13/2).

Cuaca sekitar Gunung Agung berawan. Angin bertiup lemah sedang ke timur. Suhu uadara berkisar 22-29 derajat celsius dengan kelembaban udara 70-87 persen.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, M Taufik Gunawan menambahkan data satelit belum menemukan daerah terdampak abu vulkanis. Hal yang sama juga diperlihatkan data Volcanic Ash Advisory Centers (VAAC) Darwin, Australia.

"Cuaca wilayah Gunung Agung dan sekitarnya secara umum berawan dan berpotensi hujan ringan di malam hari," kata Taufik.

Sebagian besar pengungsi Gunung Agung telah kembali ke desanya yang sudah berada di luar zona merah pascapenurunan status ke level siaga dan pengurangan radius zona bahaya dari enam kilometer (km) menjadi empat km dari kawah puncak. Data terakhir total jumlah pengungsi yang menetap di titik-titik pengungsian hanya 15.445 jiwa di 146 titik.

Jumlah pengungsi di Karangasem masih terbanyak, 7.703 jiwa di 61 titik. Berikutnya adalah pengungsi di Buleleng (3.076 jiwa di sembilan titik), Klungkung (2.582 jiwa di 30 titik), Bangli (188 jiwa di satu titik), Tabanan (570 jiwa di delapan titik), Denpasar (139 jiwa di dua titik), Gianyar (392 jiwa di tujuh titik), Badung (590 jiwa di lima titik), dan Jembrana (205 jiwa di 23 titik).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement