Selasa 13 Feb 2018 14:47 WIB

Pilkada Bali Jadi Sorotan Dunia Jelang Konferensi IMF-WB

Pelaksanaan IMF-WB bisa batal jika Pilkada Bali rusuh.

Gubernur Provinsi Bali, Made Mangku Pastika memantau langsung kesiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar. 
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Gubernur Provinsi Bali, Made Mangku Pastika memantau langsung kesiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar. 

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pelaksanaan Pilkada Bali 2018 yang akan berlangsung 27 Juni 2018 menjadi sorotan masyarakat dunia dan nasional. Alasannya, Pulau Dewata juga bersiap menjadi tuan rumah pelaksanaan konferesi Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB).

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Selasa (13/2) mengatakan, agar semua berjalan dengan baik, maka diharapkan pelaksanaan Pilkada Bali tidak sampai terjadi kericuhan menjelang IMF-WB ini. "Ini harus dipersiapkan, karena jika Pilkada Bali ini rusuh, maka bisa saja pelaksanaan IMF-WB ini bisa tidak jadi di Bali, sehingga ini akan mencoreng nama Pulau Dewata, begitu juga nama Indonesia," katanya.

Untuk itu, Bali menjadi sorotan karena memiliki tanggung jawab sangat besar dalam menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan acara bertaraf internasional maupun nasional. "Sehingga, apabila terjadinya kericuhan ini akan membawa efek sangat besar," ujarnya lagi.

Kehadiran peserta IMF-WB nanti mencapai 15.000 peserta VVIP dengan jumlah stafnya yang mencapai 50.000 orang beserta puluhan kepala negara dan pemerintahan akan datang seperti minister of finden, pemerintah bank dunia, chief executive officer, dan chief financial officer yang akan datang ke Bali dalam acara itu.

Selain Bali menjadi tuan rumah IMF-WB, lanjut Mangku Pastika, Pulau Bali juga menjadi tempat pelaksanaan acara Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan konferensi cukup besar yang jumlahnya mencapai 6.000 orang. "Baru kali ini Indonesia menjadi tuan rumah IMF-WB sejak zaman Majapahit sehingga menjadi tonggak sejarah besar buat bangsa kita," katanya.

Pihaknya juga mewaspadai adanya penumpang gelap dalam Pilkada Bali yang akan merusak tatanan demokrasi dalam pesta demokrasi ini. "Untuk itu, saya memiliki tanggung jawab terhadap pelaksanaan Pilkada Bali ini bersama stakeholder lainnya (KPU, Bawaslu, Kapolda dan Pangdam dan seluruh elemen masyarakat) untuk menyukseskan kegiatan ini," katanya.

Sementara itu, Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Petrus R. Golose menambahkan, siapa pun yang terpilih menjadi pemimpin Bali ke depannya, mereka yang akan menjadi tuan rumah dalam kegiatan internasional (IMF-WB) yang rencana digelar di Pulau Bali dalam waktu dekat. "Jadi Bali perlu pemimpin yang mampu menerima tamu dunia yang datang melakukan konferensi di Bali," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement