Selasa 13 Feb 2018 14:54 WIB

Gunung Agung Kembali Erupsi, BNPB: Bali Tetap Aman

Tidak ada erupsi susulan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Asap keluar dari kawah Gunung Agung yang masih berstatus awas di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (23/1).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Asap keluar dari kawah Gunung Agung yang masih berstatus awas di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali, Selasa (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  BALI -- Gunung Agung kembali erupsi pascapenurunan status dari Awas (level IV) menjadi Siaga (level III). Erupsi terjadi pada Selasa (13/2) pukul 11:49 WITA dengan tinggi kolom asap dan abu sekitar 1.500 meter di atas puncak.

Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG di Rendang melaporkan asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan tinggi 1.500 meter di atas puncak kawah, condong ke timur-timur laut. Erupsi berlangsung sesaat saja yaitu 140 detik dan tidak ada erupsi susulan.

 

Status Gunung Agung juga tetap Siaga dengan zona berbahaya adalah di dalam radius empat kilometer dari puncak kawah.

"Hujan abu tipis terjadi Dusun Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Aktivitas masyarakat berjalan dengan normal, Bali tetap aman. Tidak ada dampak yang merusak dan penerbangan dari erupsi tadi. Namanya gunung api status Siaga dapat berpotensi erupsi kapan saja, tetapi dengan erupsi yang tidak besar," ujarSutopo Purwo Nugroho selakuKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Selasa (13/2).

Hingga saat ini masih terdapat 15.445 jiwa yang masih mengungsi tersebar di 146 titik pengungsian. Sejak Gunung Agung diturunkan status Siaga pada Sabtu (10/2) lalu, semua pengungsi boleh pulang ke rumahnya dan saat ini masih dalam proses pemulangan pengungsi.

Sutopo menyebutkan ada beberapa alasan pengungsi belum pulang diantaranya rusaknya jembatan, jalan, rumah, dan keterbatasan modal untuk memulai bekerja di lahan pertaniannya setelah ditinggal selama lima bulan mengungsi. Selain itu ada juga warga yang khawatir Gunung Agung akan kembali meletus seperti bulan November 2017 lalu pascaditurunkan status Siaga saat itu.

Sebanyak 33 KK (132 jiwa) warga sekitar Gunung Agung dari Desa Adat Bukit Galah Dusun Sogra Desa Sebudi mengungsi di Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana Kecamatan Selat masih mengungsi karena rusaknya jembatan. Mereka tidak dapat kembali ke rumahnya karena jalan satu-satunya menuju desanya rusak dan perlu perbaikan darurat agar warga dapat pulang ke rumahnya.

"Masyarakat kami himbau untuk tetap tenang. Tidak perlu khawatir Gunung Agung akan meletus besar. Gunung selalu memberikan tanda-tanda alam jika akan meletus, yang ditangkap oleh instrumentasi yang ada di sekitar Gunung Agung," ujar Sutopo.

 

Pihak PVMBG sendiri disebut telah memasang peralatan canggih di Gunung Agung sehingga dapat memberikan peringatan dini kepada masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement