Selasa 13 Feb 2018 15:40 WIB

Kasus Penyerangan Pemuka Agama, Polri: Biarkan Kami Bekerja

Polisi belum menemukan keterkaitan antarkasus kekerasan terhadap pemuka agama.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Irjen Pol Setyo Wasisto, Kepala Divisi Humas Polri
Foto: Beawiharta/Reuters
Irjen Pol Setyo Wasisto, Kepala Divisi Humas Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejauh ini, polisi masih belum menemukan adanya keterkaitan pada serentetan penyerangan yang terjadi pada sejumlah pemuka agama dan tempat ibadah. Namun, polisi memastikan akan terus melakukan penyelidikan adanya keterkaitan antara satu peristiwa dengan yang lainnya.

"Tolong dicatat baik-baik, kami sedang bekerja berikan kesempatan diberikan ruang untuk teman-teman dari Polri secara profesional bekerja untuk mengungkap Apakah ini ada kaitanya atau tidak," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (13/2).

Sementara ini, menurut Setyo, belum ditemukan hubungan antara kasus-kasus tersebut. Kasus yang terjadi adalah, di Jawa Barat, kasus penganiayaan terhadap ulama terjadi di waktu dan tempat hang berdekatan.

Kasus pertama terjadi kepada Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong). Ia menjadi korban penganiayaan usai shalat Subuh di masjid pada Sabtu (27/1). Kemudian muncul kasus baru yang bahkan menyebabkan meninggalnya Komando Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto pada Kamis (2/1) pagi.

Lalu, di Jakarta Barat, pada Ahad (11/1) kemarin, seorang Ustaz bernama Abdul Basit juga dikeroyok sekelompok pemuda. Kelompok pemuda tersebut, diketahui mengeroyok Abdul Basit karena alasan emosi. Pasalnya, Abdul Basit diketahui kerap menegur para pemuda tersebut yang kerap kongkow hingga larut dan kencing sembarangan.

Kemudian peristiwa penyerangan seorang pastur di Sleman, Yogyakarta, Ahad (11/1) kemarin. Penyerangan itu menyebabkan Pastur Romo Karl Edmund Prier terluka bersama lima orang lainnya. Penyerangan ini pun belum ada keterkaitan dengan penyerangan pemuka agama lainnya.

Bukan hanya tokoh agama, tempat ibadah pun mengalami teror. Sebuah klenteng di Karawang, pada Ahad (11/2) mengalami ancaman bom. Kemudian, sebuah masjid di Tuban, mengalami kerusakan kaca pada Selasa (13/2) dini hari.

"Saya menyatakan ini masih berdiri sendiri sendiri tapi nanti kalau hasil penyelidikan kita ternyata mengatakan ada kaitanya, pasti akan infokan pada masyarakat," kata Setyo menegaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement