REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Asosiasi Majikan Pembantu Malaysia menilai kasus kematian pembantu asal Indonesia Adelina (26) yang diduga dianiaya majikan merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. "Kejadian ini tidak berperikemanusiaan, dan seharusnya tidak terjadi," ujar Ketua Asosiasi Majikan Pembantu Malaysia (Malaysian Maid Employers Association), Engku Muhsein kepada The Sun di Kuala Lumpur, Selasa (13/2).
Kasus tersebut merupakan yang kedua terjadi di Bukit Mertajam, Pulau Penang. Pada 2012 pembantu asal Kamboja Mey Sichan (24) meninggal dunia, setelah disiksa dan kelaparan. Majikannya telah dipenjara 10 tahun.
Kendati terjadi peristiwa tersebut, ujar Engku Muhsein, otoritas di Indonesia tidak menghentikan pengiriman pekerja domestik ke Malaysia. "Mereka akan memperhatikan peristiwa ini, tetapi saya percaya peristiwa ini tidak menjadi ukuran yang mempengaruhi hubungan kita. Kami berharap mereka tidak melakukan aksi seperti memboikot pengiriman pekerja domestik," ucapnya, berharap.
(Baca Juga: TKW Diduga Dibunuh di Malaysia, Kemenlu Kawal Proses Hukum)
Dia mengatakan peristiwa ini tidak akan mempengaruhi hubungan dengan majikan yang baik dan banyak pekerja domestik lainnya untuk kembali ke Malaysia, sebab masih banyak pekerja yang baik. Adelina meninggal dunia di Rumah Sakit Bukit Mertajam, Pulau Penang, Malaysia, Ahad (11/2), pada pukul 16.45 waktu setempat. Kematian Adelina telah memicu kemarahan dari LSM dan pengguna internet (warganet) baik di Indonesia maupun di Malaysia sendiri.