REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri telah membenarkan tewasnya terduga teroris Muhamad Jepri alias MJ (31 tahun) yang merupakan terduga teroris ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri di Indramayu, Jawa Barat pada Rabu (7/2) lalu. Jenazah MJ dikabarkan telah dipulangkan ke daerah asalnya dan dikebumikan di Tanggamus, Lampung pada Sabtu 10 Februari 2018 lalu.
(Baca: Pembunuh Satu Keluarga Terancam Penjara Seumur Hidup)
"Benar, saya dapat informasi itu. Saya mendengar bahwa ada yang kasus tersebut, penangkapan kemudian meninggal dan dimakamkan di Lampung," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (13/2).
Belum jelas penyebab kematian MJ tersebut. Setyo pun masih belum bersedia menjelaskan penyebab meninggalnya MJ tersebut. Ihwal penyebab meninggalnya MJ, Setyo mengatakan masih akan berkoordinasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror.
"Nanti saya akan konfirmasi lagi ke Densus," ucapnya singkat.
Istri MJ, Ardilla diketahui juga sempat diamankan oleh Densus 88. Sayangnya, saat ditanya soal nasib istri MJ maupun keluarga MJ lainnya Setyo kembali mengaku belum mendapatkan informasi tersebut dari Densus 88.
"Lebih lanjut nanti saya akan cek lagi ke Densus," ucapnya singkat.
Sebelumnya, kabar tewasnya MJ tersebar dalam sejumlah akun media sosial Facebook. MJ dibekuk Detasemen Khusus 88 Antiteror di Jalan Jendral Sudirman, Cipancuh, Haurgelis, Indramayu pada Rabu (7/2) lalu.
Pria bernama Muhamad Jepri (32 tahun) tersebut diduga turut terlibat dalam kegiatan kelompok teroris di Indonesia. Diamankan pula istrinya, Ardilla (18 tahun) untuk menjalani pemeriksaan.
Jepri diduga merupakan jaringan dan Binaan Ali Hamka yang merupakan Narapidana Teroris di LP Cipinang. Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul sebelumnya mengatakan, penangkapan MJ ini merupakan upaya pencegahan.
"Dari penangkapan ini, akan dilakukan tindakan di kota lain yang berdasarkan dari informasi yang di dapat, yang kemudian diolah sehingga perlu dilakukan upaya penangkapan terhadap terduga pelaku teroris di Indonesia," kata Martinus, Jumat (9/2) lalu.