Selasa 13 Feb 2018 17:21 WIB

Penggabungan BUS Anak Usaha BUMN, Ini Kata Mandiri Syariah

Pemerintah ingin membentuk bank syariah BUMN besar.

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Perbankan syariah
Perbankan syariah

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Pemerintah berencana menggabungkan bank umum syariah (BUS) anak bank-bank BUMN. Mengenai hal ini Mandiri Syariah menyerahkan keputusan tersebut ke pemegang saham.

Direktur Risiko dan Kepatuhan Puru Rahwidhiyasa mengatakan, sebagai pelaksana, manajemen Mandiri Syariah agak sulit menjawab kabar itu. Karena penggabungan BUS-BUS milik BUMN merupakan wewenang pemegang saham.

''Kami ikuti saja kajian pemegang saham baik melalui pemegang saham langsung Bank Mandiri maupun pemerintah. Karena kami yakin sudah ada kajian di sana,'' ungkap Putu usai meresmikan Kampung Pala di Gang Masjid III Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Bogor, Senin (12/2).

Dari kabar yang Mandiri Syariah dapat dari pemgang saham, ada rencana penggabungan BUS-BUS milik BUMN pada 2020. Tapi keputusan akhir ada di Bank Mandiri sebagai induk Mandiri Syariah.

''Nanti pemegang saham kami akan mengumumkan ke publik,'' kata Putu.

Sebelumnya, pemerintah ingin membentuk bank syariah BUMN besar. Opsi yang sempat mengemuka adalah penggabungan BUS-BUS milik BUMN atau mencarikan investor strategis bagi BUS-BUS tersebut agar mereka tak cuma dapat modal tapi juga pengembangan kapasitas bisnis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement