REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali mengikuti pengundian nomor urut pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018 di Gedung Wisma Sabha, Kantor Gubernur Bali, Selasa (13/2). Pasangan I Wayan Koster - Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mendapat nomor urut satu, sementara Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra - Ketut Sudikerta mendapat nomor urut dua.
Tim sukses dan pendukung kedua pasangan menyambut gembira ketika kedua pasangan calon membuka tabung berisi nomor yang disediakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali. Yel-yel dan teriakan semangat meramaikan Wisma Sabha ketika kedua calon gubernur menunjukkan nomor masing-masing.
Pasangan Mantra-Kerta mengacungkan salam dua jari. Angka dua merupakan perlambang dari kehidupan yang selalu terdiri dari dua sisi, seperti perempuan dan laki-laki.
"Dalam tataran normatif, dua jari berarti victory (kemenangan)," kata Rai Mantra dijumpai Republika, Selasa (13/2).
Baca: Pilkada Bali Jadi Sorotan Dunia Jelang Konferensi IMF-WB.
Rai Mantra berharap massa pendukungnya untuk menjaga etika, menjaga sopan santun untuk memenangkan harapan masyarakat. Masyarakat Bali menginginkan kedamaian, kesantunan, disertai dengan kerja nyata.
"Jika tidak santun, harapan masyarakat tidak tercapai, pikiran masyarakat bisa berubah, dan ini bahaya. Yang kita inginkan adalah pilkada yang shanti lan jagadhita (bahagia dan damai)," kata Rai Mantra.
Mantra-Kerta mengantongi 28 kursi, diusung Partai Golkar (11 kursi), Demokrat (8), Gerindra (7), dan Nasdem (2). Pasangan ini juga didukung PKS, PBB, dan Perindo, serta membidik 60 persen suara dari sembilan kabupaten dan kota di Bali.
"Kami berharap target setinggi-tingginya, di atas 60 persen. Kita harus hitung-hitungan nanti. Yang jelas, kita harus menang di semua kabupaten dan kota," katanya.
Lawan politiknya, pasangan KBS - Ace mengantongi 27 kursi, diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (24 kursi), Hanura (1), PAN (1), dan PKPI (1). Keduanya juga didukung PKB dan PPP, membidik 70 persen suara dari seluruh Bali.