Selasa 13 Feb 2018 19:07 WIB

Ini Nomor Urut Paslon di Pilwakot Kota Bandung

KPU Kota Bandung menggelar acara pengundian nomor urut Paslon Pilwakot Bandung

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bayu Hermawan
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung menggelar acara pengundian nomor urut pasangan calon wali kota dan Wawalikota untuk Pemilihan Walikota Bandung 2018 di GOR Pajajaran, Kota Bandung, Selasa (13/2). Tiga pasangan calon menghadiri langsung proses pengundian nomor urut tanpa diwakilkan.

Ketua KPU Kota Bandung Rifki Alimubarok mengatakan tiga pasangan calon yang telah ditetapkan KPU resmi mendapatkan nomor urutnya masing-masing.

"Pasangan nomor urut 1 Nurul Qomaril Arifin dan Cherul Yaqin Hidayat. Nomor urut 2 pasangan Yossi Irianto dan Aries Supriatna. Nomor urut 3, pasangan calon Oded M Danial dan Yana Mulyana.Kemudian kami tetapkan dengan resmi," kata Rifki saat membacakan surat penetapan di atas panggung.

Teknis pengundian kali ini berbeda dengan Pilwalkot sebelumnya. Setiap paslon mengambil balon berisikan kertas yang telah ditiup sebelumnya oleh masing-masing paslon. Setelah balon diletuskan, masing-masing calon mengambil kertas dan kemudian membacakan nomor urut yang tertera dalam secarik kertas kecil tersebut. Menurut Rifki,nomor urut tersebut akan menjadi identitas paslon dalam proses Pilkada hingga pencoblosan nanti.

"Selanjutnya digunakan untuk alat peraga kampanye (APK), bahan kampanye (BK), dan surat suara," ujarnya.

Semua paslon kemudian melakukan penandatanganan terkait penetapan nomor urut. Setiap calon wali kota dan wakil wali kota masing-masing akan mendapat pengawalan petugas kepolisian dari Polrestabes Bandung.

Dalam kegiatan tersebut, GOR Pajajaran dipadati massa pendukung paslon. Mereka mengenakan atribut khas masing-masing paslon dan meneriakan yel-yel calon yang didukungnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement