REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pengangguran di kalangan warga Palestina meningkat setengah persen tahun lalu. Tercatat untuk warga berusia sekitar 20-24 tahun, tingkat pengangguran itu mencapai 44,6 persen pada 2017.
Rata-rata pengangguran mencapai 27,4 persen di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza yang terkepung. Biro Pusat Statistik Palestina melaporkan, pada Selasa (13/2), bahwa sekitar 377.300 warga Palestina sekarang menganggur di wilayah Palestina yang diduduki. Menurut laporan tersebut disebutkan angka pengangguran jauh lebih tinggi di Jalur Gaza yang terkepung daripada Tepi Barat yang diduduki.
Sekitar 18,1 persen warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki menganggur pada 2017 terhitung 157.100 orang. Dibandingkan dengan 43,6 persen di Jalur Gaza yang terkepung, dengan jumlah pengangguran 220.200 orang.
Jalur Gaza, di mana lebih dari dua juta orang menetap di sana sedang menderita dan semakin memburuk akibat pengepungan Israel selama 11 tahun. Ditambah lagi dengan gagalnya proses rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas.
Tahun lalu, sekitar 1.375 orang telah dipekerjakan. Menurut Middle East Monitor, laporan tersebut mengungkapkan perinciannya, dengan total warga yang dipekerjakan di Tepi Barat sebanyak 870 ribu orang dan sekitar 505 ribu orang di Gaza.