REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Awal 2018 menjadi tahun muram bagi kehidupan beragama di Tanah Air. Ulama dan ustaz diserang oleh orang gila. Kini, pendeta dan gereja juga diserang.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin menyebut penyerangan pendeta dan jemaat Gereja Santa Lidwa, Sleman dilakukan oleh pihak yang telah terpancing melalui media sosial (medsos).
"Saya khawatir di Yogya itu kalau normal orangnya (pelakunya) karena terprovokasi oleh isu yang dikembangkan dan diviralkan oleh media sosial," ujarnya di kantornya, Jakarta, Selasa (13/2).
Menurutnya, saat ini masyarakat mudah terprovokasi oleh isu yang belum terkonfirmasi secara tepat. Sehingga terkadang melakukan langkah sendiri yang menimbulkan kegaduhan.
"Ketika itu (isu) diviralkan maka ada kelompok yang balas dendam istilah itu sumbu pendek maka terus marah, emosional, Ini ada andil media sosial juga untuk membakar provokasi sumbu pendek tersebut," ucapnya.
Berangkat dari rentetan gencetan agama tersebut, pihaknya permasalahan itu. Terpenting, melakukan pembuktian secara akurat agar tidak menimbulkan kecurigaan publik.
"Prinsipnya kami ingin polisi mengusut tuntas, kalau memang orang itu orang gila maka orang gila ada buktinya. Seperti di Yogya itu yang dikatakan Pak Tito (kapolri) itu teroris dibuktikan dan yang melakukan pelanggaran itu harus ditindak pihak manapun," ungkapnya.