REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Menteri Luar Negeri Belanda mengundurkan diri pada Selasa (13/2). Halbe Zijlstra mundur setelah mengaku berbohong tentang pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Zijlstra mengumumkan keputusannya itu dengan penuh air mata di parlemen.
Dalam kampanye pemilihan pada Maret 2017, Zijlstra mengklaim bahwa dia secara pribadi telah mendengar Putin berbicara tentang menciptakan "Rusia Raya" di 2006.
Pengunduran diri ini terjadi beberapa jam sebelum perjalanan dinasnya ke Moskow. "Saya tidak punya pilihan lain selain menyerahkan pengunduran diri saya kepada Yang Mulia Raja," ujar Zijlstra sehari setelah mengakui kebohongannya dilansir di BBC, Rabu (14/2).
Kemudian pada Selasa, Perdana Menteri Mark Rutte dengan mudah selamat dari mosi tidak percaya. Mosi ini rencananya diberikan karena Rutte ternyata mengetahui mengenai kebohongan tersebut beberapa minggu lalu namun tidak memberitahu parlemen.
Tentang pengunduran diri tersebut, Zijlstra mengatakan telah melakukan kesalahan terbesar dalam karir politiknya. Ia juga mengatakan bahwa Belanda pantas mendapatkan seorang Menteri Luar Negeri yang baru.
Namun meski ia mengakui kebohongannya dan hal itu adalah tindakan yang bodoh, Zijlstra terus mengatakan Putin benar-benar mengucapkan kata-kata tersebut. Dan dirinya berbohong untuk melindungi seorang sumber yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Zijlstra sendiri baru menjabat sebagai Menteri selama empat bulan. Sementara itu Kedutaan Besar Rusia di Belanda sebelumnya memberikan komplain tentang perkataan Zijlstra dan menuduh pemerintah Belanda terus-menerus membuat klaim yang tidak berdasar tentang Rusia.