REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pasukan keamanan Mesir membunuh 10 gerilyawan dalam baku tembak dan menangkap 400 tersangka, termasuk orang-orang asing, dalam sebuah tindakan keras yang terus berlanjut di Sinai, kata militer di televisi pemerintah, Selasa (13/2).
Berdasarkan pernyataan tentara, sekitar 38 gerilyawan telah tewas sejak serangan terakhir untuk menumpas gerilyawan yang dipersalahkan karena serangkaian serangan dimulai. Mesir meluncurkan operasi keamanan utama pada Jumat, melibatkan tentara dan polisi melawan teroris, elemen penjahat dan organisasi di seluruh negeri.
Presiden Abdel Fattah al-Sisi, yang sedang mencalonkan diri kembali dalam pemilihan umum pada Maret, memerintahkan angkatan bersenjata pada November untuk mengalahkan gerilyawan dalam waktu tiga bulan setelah serangan terhadap sebuah masjid yang menewaskan lebih dari 300 orang, kekerasan paling mematikan di negara Arab yang berpenduduk padat itu.
Pemberontakan tersebut merupakan tantangan terbesar bagi pemerintah di sebuah negara yang berpenduduk paling padat di dunia Arab dan sekutu regional utama Amerika Serikat. Sisi terpilih untuk masa jabatan pertamanya di 2014 setelah tentara menggulingkan Presiden Mohamed Mursi menyusul protes massa terhadap pemerintahannya.
Sementara itu pekan ini, pasukan keamanan Mesir membunuh 12 gerilyawan dan menahan 92 orang dalam tindakan keras yang terus berlanjut di Sinai, kata militer dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh TV Negara. Angkatan udara Mesir juga menghancurkan 60 sasaran gerilyawan, kata pernyataan tersebut, sebagai bagian dari kampanye untuk menghancurkan gerilyawan yang dipersalahkan karena serangkaian serangan.
Gerilyawan membidik pasukan keamanan sejak 2013 ketika tentara, yang dipimpin Sisi sebagai panglima militer, menggulingkan Presiden Mohamed Mursi dari kelompok Ikhwanul Muslimin setelah unjuk rasa besar menentang pemerintahannya. Operasi keamanan yang diluncurkan pada Jumat (9/2) melibatkan pasukan dari angkatan udara, angkatan laut dan tentara Mesir serta polisi dan penjaga perbatasan.
"Angkatan udara menarget dan menghancurkan 66 sasaran yang digunakan oleh elemen teroris untuk bersembunyi dari serangan udara dan artileri, dan melarikan diri dari markas mereka selama penggrebekan," kata pernyataan tersebut.
Sebanyak 16 militan terbunuh, katanya, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Sumber medis mengatakan Rumah Sakit Umum Ismailia pada Minggu pagi menerima mayat 10 militan yang terbunuh di Sinai dan sampel DNA diambil untuk mengidentifikasi mereka.
Pernyataan militer tersebut juga mengatakan pasukan yang terlibat dalam operasi tersebut menemukan media center yang dilengkapi dengan komputer, peralatan komunikasi dan buku dan dokumen yang berkaitan dengan ideologi jihad.