REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Ulama di Kota Tasikmalaya menggelar rapat di Pondok Pesantren An Nur Jarnauziyyah, Rabu (14/2). Rapat kali ini membahas berbagai isu nasional dan daerah, termasuk penyerangan ke Ponpes dan ulama.
Berdasarkan pantauan, sekitar 300 ulama dari berbagai Ponpes se-Kota Tasikmalaya hadir. Sekertaris MUI Kota Tasik KH Aminuddin Bustomi mengatakan rapat ini dalam rangka menyikapi serangan yang terjadi ulama dan potensi penyerangan ke Ponpes.
"Rapat ini dalam rangka menyikapi permasalahan situasi nasional saat ini dimana ada serangan pada simbol Islam seperti Ulama dan potensi serangan ke Ponpes," katanya pada Republika.
Kekhawatiran kelompok Islam di Kota Tasik, kata dia bukanlah isapan jempol belaka. Sebab ia menyoroti ada Ponpes yang sudah ditandai. Ia curiga tanda tersebut ialah penanda lokasi penyerangan.
"Ponpes saya pernah ditandai bentuk X, di rumah-rumah kiai, tentu ini mencurigakan, perlu ditindaklanjuti," ujar pimpinan Ponpes Sulalatul Huda tersebut.
Lewat rapat ini, pihaknya berupaya menentukan langkah yang akan diambil dalam menyikapi permasalahan tersebut. "Kami akan putuskan sikap yang bisa diambil pengurus Ponpes dan umat Islam dalam masalah teror ini," ucapnya.