Rabu 14 Feb 2018 12:09 WIB

'Valentine Itu Bukan Budaya Kita'

MUI Jambi larang pemuda muslim rayakan Valentine.

Siswa SMP Muhammadiyah 2 Surabaya memegang poster saat mengikuti aksi stop peringatan Hari Valentine di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/2).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Siswa SMP Muhammadiyah 2 Surabaya memegang poster saat mengikuti aksi stop peringatan Hari Valentine di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAMBI -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Jambi melarang umat muslim khususnya generasi muda merayakan hari valentine setiap tanggal 14 Februari. Hari itu tidak sesuai dengan norma Islam.

"Budaya valentine itu bukan budaya kita (muslim), jadi sebaiknya tidak usah dirayakan karena justru lebih banyak hal yang tidak bermanfaatnya," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Jambi, Tarmizi di Jambi, Rabu (14/2).

Valentine menurut dia, identik dengan kegiatan bersenang-senang (pria-wanita) yang saling memadu kasih sayang sehingga bisa mendorong pergaulan bebas di kalangan remaja yang bukan muhrim. Selain itu juga potensial juga menjadi ajang penyalahgunaan narkoba.

Pihaknya mengimbau agar orang tua lebih berperan dalam pengawasan anaknya agar generasi muda tidak terjerumus ke dalam budaya tersebut.

"Umat muslim khususnya generasi muda supaya tidak ikut terjerumus budaya tersebut, karena yang namanya kasih sayang itu bisa kita tunjukan dengan saling membantu tolong menolong dan menghormati sesama manusia," katanya menjelaskan.

Ia juga mengimbau orang tua dapat memberikan pendidikan agama dan tidak membiarkan anak-anaknya ikut merayakan kegiatan yang tidak ada manfaatnya.

"Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk pengawasan dan memberikan pendidikan, karena sekarang ini kalangan remaja mudah sekali menyerap budaya luar yang tidak sejalan dengan norma agama, khususnya Islam," katanya menambahkan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement