REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kendati peningkatan tajam terjadi dalam beberapa dekade terakhir, jumlah Muslimin Wina masih terbilang kecil. Mereka masih berstatus sebagai minoritas di tengah agama mayoritas Wina, yakni Katolik yang jumlah penganutnya mencapai 73 persen penduduk, serta penganut tanpa agama atau ateis sebanyak 12 persen. Namun, Islam merupakan agama minoritas terbesar kedua di kota seluas 414,65 kilometer persegi tersebut.
Jumlah Muslimin Wina merupakan warga asli Austria. Imigran Muslim dari negara Arab dan Afrika tak terlalu banyak dibanding kota-kota di negara Eropa lain. Hanya saja, terdapat warga Wina yang berstatus warga negara Austria karena melalui naturalisasi.
Sebagian besar mereka berasal dari Turki dan Bosnia. Namun, jumlah mualaf Wina tak dapat disepelekan karena selalu meningkat tiap tahunnya.
(Baca: Islam di Tanah Musik Klasik)
Meski hidup minoritas, Muslimin Wina dapat beraktivitas bebas dan nyaman. Tak ada gangguan diskriminasi di kota tersebut. Muslimah bebas berjilbab di jalan-jalan bahkan di lembaga tempat mereka bekerja dan sekolah.
Dua hari raya Islam juga diberikan hak libur. Dalam pendidikan pun, Muslimin mendapat hak sama untuk sekolah negeri. Terdapat pula sebuah perguruan tinggi Islam yang berdiri sejak 1999 di Kota Wina. Islamic Religious Academy, demikian perguruan tinggi yang mencetak para guru tersebut.