REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di antara banyaknya masjid di Wina, terdapat sebuah masjid yang megah dan indah, yakni Masjid Islamic Center Wina. Masjid ini dibangun sejak 1975 hingga 1979 dengan bantuan dana dari Raja Arab Saudi kala itu, Faisal bin Abdul Aziz. Masjid tersebut memiliki sebuah menara dengan tinggi 32 meter, serta sebuah kubah dengan diameter 20 meter.
Inilah masjid terbesar di Austria. Dibangun di atas tanah sekitar satu hektare, masjid ini dapat menampung banyak jamaah. Apalagi, terdapat tiga lantai masjid dengan ruang shalat berukuran 100 x 200 meter. Setiap hari Jumat tiba, lebih dari 2.000 Muslim berdatangan ke masjid tersebut.
Bangunan masjid yang memiliki dominan warna hijau putih itu nampak indah dipandang mata. Meski Kota Wina amat kaya arsitektur Eropa sejak era gothik, bangunan masjid tak tampak kecil.
Meski gaya arsitekturnya sederhana, kehadiran masjid tersebut justru mewarnai Kota Wina yang disebut sebagai salah satu kota budaya peninggalan Eropa. Kemegahan masjid pun lengkap sudah dengan pemandangan sekitar masjid yang berada di tepi Sungai Donau.
Masjid Islamic Center ini tak hanya untuk beribadah shalat, namun juga sebagai pusat pendidikan Islam sebagaimana namanya. Pelajaran agama dan kebudayaan Islam dapat dipelajari di masjid yang berlokasi di kawasan Am Bruckhaufen tersebut. Lebih dari 30 tahun, masjid tersebut berfungsi sebagai pusat studi, kajian, serta perkembangan Islam, tak hanya di Wina, tetapi juga di Austria.
Selain Masjid Islamic center, masjid lain yang berada di Wina pun amat banyak. Di antaranya, yakni Masjid Kuba, Masjid Schura, Masjid Hidaya, Masjid Haji Bayram, Masjid Muradiya, Masjid Baitul Mukarram, Masjid Ayasofia Yeni, Masjid Fatih, Masjid Anadolu, Masjid Hamidiye, dan Masjid Raya Sulaimaniah. Selain itu, Masjid Sultan Eyüp, Masjid Habasi bilal, Masjid Gazi Husrewbeg, Masjid Hatib, Masjid Bayezit, Masjid Ibnu Taimiyyah, Masjid Ebu Baker, Masjid Sultanahmet, Masjid Selguklu, Masjid Osmanli, dan masih banyak lagi.