Rabu 14 Feb 2018 14:15 WIB

BMKG: Tiga Titik Panas Terdeteksi di Aceh

Dua titik di Nagan Raya, satu titik di Aceh Selatan.

Seorang pria melihat peta titik api (hot spot) di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa (22/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melihat peta titik api (hot spot) di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Selasa (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID,  MEULABOH -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, tiga titik panas terdeteksi di dua kabupaten wilayah barat selatan Aceh, Rabu (14/2).  Temuan itu didapat dari dua satelit yang digunakan memantau titik panas. 

"Hingga pagi tadi (Rabu) satelit mendeteksi tiga hotspot. Dua titik panas di Kabupaten Nagan Raya dan satu titik panas lain di Kabupaten Aceh Selatan," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Blang Bintang, Aceh, Zakaria, saat dihubungi dari Meulaboh, Rabu.

Dia berujar, dua titik api di Nagan Raya yang terdeteksi melalui sensor modis pada satelit Terra dan Aqua itu, memberikan gambaran lokasi wilayah yang mengalami kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan masing-masing 62 persen dan 67 persen.

Sementara satu titik panas lainnya di Kabupaten Aceh Selatan dengan tingkat kepercayaan 32 persen, menurut Zakaria, ada kemungkinan di Kabupaten Nagan Raya dengan tingkat kepercayaan paling tinggi memiliki pesebaran titik bara api yang terpisah.

Dia menyampaikan, ada dua kelemahan dari alat yang digunakan mendeteksi hotspot, pertama apabila tertutup awan, kedua luasan tidak mencapai 1 km persegi, karenanya bisa jadi ada lebih ditemukan lokasi kebakaran lahan bergambut di Nagan Raya, Aceh.

"Apabila ada sensor modis lain yang bisa menemukan 5-6 titik panas, itu bisa saja terjadi namun luasannya tidak terdeteksi oleh sensor modis Terra dan Aqua. Data itu bisa menjadi pegangan untuk mereka di daerah mencari lokasi kebakaran,"sebutnya.

Lebih lanjut disampaikan, apabila tingkat kepercayaan terdeteksi di atas 60 persen kemungkinan besar terjadi titik api atau kebakaran, namun di bawah itu belum bisa diartikan adanya kebakaran, bisa jadi karena kenaikan suhu pada satu daerah.

Sementara itu, tim terpadu TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Nagan Raya, dalam dua hari terakhir harus kerja ekstra keras memadamkan api yang membakar lebih delapan hektare lahan bergambut.

Terbakarnya lahan itu di Desa Desa Cot Mee dan Desa Alue Siron, Kecamatan Tadu Raya, kebakaran lahan gambut itu sudah terjadi sejak Senin, (12/2) sore, akan tetapi belum berhasil dipadamkan secara total karena terkendala akses jalan dan prasarana.

"Aparat TNI bersama tim lainnya masih terus melakukan upaya pemadaman, dugaan sementara dari fakta di lapangan kebakaran itu disebabkan ulah oknum masyarakat yang membuka lahan baru dengan cara dibakar," kata Dandim 0116/ Nagan Raya, Letkol Kav Mochmad Wahyudi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement