Rabu 14 Feb 2018 14:41 WIB

Guru Islam di Sidney: Valentine Tindakan Buruk

Valentine sebuah festival untuk menghormati seorang pendeta yang menjadi martir.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agus Yulianto
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)
Budaya Valentine bukan budaya Islam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Seorang guru Islam yang mengenakan niqab (cadar) di wajahnya menulis sebuah puisi yang menggambarkan bahwa Hari Valentine sebagai tindakan yang tidak baik secara moral. Mualaf Muslim bernama Umm Jamaal ud-Din, yang berbasis di bagian barat Sidney, itu mengunggahnya di laman facebook-nya.

 

Muslimah yang memiliki 18.357 pengikut (follower) di Facebooknya itu mengunggah pesan agar umat Islam menghindari perayaan tahunan Hari Valentine tersebut. Dengan menggunakan hashtag '#SayNoToValentinesDay', dia mencela bunga mawar merah adalah puisi cinta berbentuk Merah.

"Bunga mawar berwarna merah, violet berwarna biru, merayakan Hari Valentine adalah sesuatu dari yang dilakukan orang tidak bermoral," tulis Umm Jamaal dalam laman FB miliknya, seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (14/2).

Instruktur agama, yang juga dikenal dengan Mouna Parkin, itu membuat celaannya terhadap Hari Valentine di samping sebuah gambar tentang tanda-tanda nilai moral di sebuah toko busana muslim. "Dalam Islam, seorang wanita yang diketahui seharunya ibu, saudara perempuan, istri dan anak perempuan anda. Wanita itu tidak pernah dikenal sebagai pacarmu."

Hari Valentine, yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 14 Februari, berawal sebagai sebuah festival Kristen untuk menghormati seorang pendeta yang menjadi martir pada 269 Masehi, ketika dia dieksekusi di Roma karena keyakinannya.

Umm Jamaal merupakan mantan orang beragama Kristen yang kemudian masuk Islam. Ia membuat berita pada September tahun lalu, ketika dia mengatakan kepada pada pengikutnya di media sosial bahwa berdosa bagi wanita untuk mencabut alis mereka, bahkan jika mereka yakin itu higienis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement